Bengkulu- Sejak beberapa bulan terakhir harga karet beku ditingkat petani di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan dari semula Rp 10.000 menjadi Rp 12.000/kg.
“Alhamdulillah Pak, harga karet sejak beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan dari Rp 10.000 menjadi Rp 12.000/kg. Kenaikan ini disambut positif petani karena pendapatan mereka juga ikut naik,” kata Darmadi, salah seorang petani karet di Bengkulu, Senin (6/1/2024).
Ia mengatakan, sejak harga karet beku mengalami kenaikan menjadi Rp 12.000/kg, para petani karet kembali bergairah menuyadap pohon karetnya. Selama ini, sebagian besar tanaman karet rakyat tidak disadap karena harga anjlok hanya Rp 6.000/kg.
Bahkan, banyak kebun karet rakyat di Bengkulu ditebangi karena harganya tidak naik-naik selama beberapa tahun, tapi pada pertengahan tahun lalu harga karet di daerah ini beranjak naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 10,000 dan sekarang tembus Rp 12.000/kg.
Tanaman karet petani yang ditebangi diganti dengan tanaman kelapa sawit. Alasanya, tanaman sawit harganya terus membaik dari Rp 2.500/kg kini menjadi Rp 3.700 kg. Namun, sejak harga karet tembus di angka Rp 12.000/kg, petani kembali menyadap tanaman karetnya.
Sebenarnya, kata petani jika harga karet terus bertahan di angka Rp 12.000/kg, lebih enak berkebun karet daripada sawit. Tanaman karet tidak membutuhkan pupuk yang rutin, tapi sawit wajib diberikan pupuk 6 bulan sekali.
“Jadi, biaya operasional atau perawatan lebih karet ketimbang tanaman sawit membutuhkan biaya perawatan tinggi. Sebab, jika tanaman sawit tidak diberikan pupuk yang cukup hasil panen tidak maksimal, maka kalau harga karet stabil jauh lebih enak berkebun karet,” ujar Adnan (45), petani karet lainnya.
Petani karet di Bengkulu berharap harga karet beku terus membaik hingga menyentuh ke angka Rp 15.000/kg. Soalnya, hanya harga karet yang masih rendah dibanding harga tanaman perkebunan lainnya, seperti kopi harga Rp 50.000/kg, dan sawit di atas Rp 3.000/kg.
Jika harga karet tembus Rp 15.000/kg, katanya dipastikan petani karet akan sejahtera. Sebab, tanaman karet satu hektare bisa menghasilkan 60 kg getah beku per hari. Jika harga karet Rp 15.000/kg dikalikan 60 kg, maka penghasilan pertani mencapai Rp 900.000/hari.
“Bayangkan besarnya pendapatan petani per hari jika harga karet tembus Rp 15.000/kg makanya para petani karet di Bengkulu, kini kembali bergairah menyadap tanamanya karena pendapatan meningkat tajam dari sebelumnya,” ujarnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Bengkulu, M Rizon membenarkan harga karet beku di daeran ini mengalami kenaikan menjadi Rp 12.000/kg.
“Saat ini harga karet beku kering ditingkat petani mencapai Rp12.000/kg dan karet basah masih Rp 10.000/kg. Kita bersyukur harga karet di Bengkulu, sudah mengalami kenaikan tajam dari semula Rp 6.000 menjadi Rp 12.000/kg,” ujarnya.
Ia menambahkan, stabilitas harga ini diharapkan dapat mendorong para petani karet untuk terus meningkatkan kualitas getah yang mereka hasilkan. Dengan begitu, nilai jual karet bisa semakin baik dan menguntungkan para petani.
“Kami berharap petani karet dapat meningkatkan kualitas produksi mereka agar nilai jual getah karet semakin tinggi. Selain kualitas, harga karet juga dipengaruhi oleh nilai tukar dolar karena sebagian besar karet diekspor ke pasar internasional,” jelasnya.
Seperti diketahui pabrik karet di Bengkulu berada di Kecamatan Kembang Sri, Kabupaten Bengkulu Tengah. Pabrik karet milik PT Bukit Angkasa Makmur (BAM). Karet kering yang dikelola PT BAM di ekspor ke beberapa negara Asia dan Eropa melalui pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
Reporter : Usmin
Editor : M Rareza Rebi Aldo