Bengkulu -Udara Subuh di Pagar Dewa terasa sejuk dan tenang. Di Masjid Pondok Pesantren As-Salam, derap langkah jamaah yang baru saja menyelesaikan salat berjemaah berpadu dengan cahaya mentari yang mulai menyelinap di ufuk timur, Rabu (24/9).
Di tengah suasana yang khusyuk itu, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan berdiri di hadapan para jamaah, suaranya teduh namun penuh makna.
“Dunia hanya sementara, akhirat selamanya,” ucapnya, menatap jamaah dengan penuh kehangatan.
Pesan itu bukan sekadar nasihat biasa, melainkan pengingat lembut bahwa hidup di dunia hanyalah persinggahan menuju tujuan abadi.
Helmi mengajak hadirin untuk tidak larut dalam kesedihan maupun kegelisahan, sebab semua yang fana ini hanyalah bagian kecil dari perjalanan panjang menuju akhirat.
Helmi kemudian bercerita tentang teladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ia menekankan pentingnya mencontoh kebiasaan beliau: menjaga salat tepat waktu, memperbanyak zikir, menyambung silaturahmi, dan menebarkan akhlak mulia. Menurutnya, inilah kunci ketenangan hidup di tengah riuh tantangan zaman modern.
“Kalau kita hidup seperti Nabi, insyãAllah hati tenang, keluarga harmonis, masyarakat juga rukun,” tutur mantan Wali Kota Bengkulu dua periode ini.
Matahari kian meninggi, namun pesan Subuh itu meninggalkan kesan mendalam. Di masjid sederhana itu, suasana menjadi saksi bahwa bahkan di tengah kesibukan seorang gubernur, nasihat tentang hakikat hidup tetap bisa disampaikan dengan sederhana, hangat, dan penuh keteladanan.
Bagi para jamaah, momen itu bukan hanya sebuah pengajian singkat, tetapi sebuah pengingat untuk menata langkah bahwa dunia memang hanya persinggahan, dan akhiratlah tujuan yang abadi.
Editor. : Usmin
