Gerakan Ekonomi Daerah, Disperindag Dukung Program Dekranasda Bengkulu

oleh -458 Dilihat
Kepala Bagian (Kabag) UKM, Disperindag Bengkulu, Indra Jaya foto bersama usai pembukaan pelatihan bimbingan tehnis (Bintek) Ekoprint diikuti 20 peserta dari kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.(Foto/Ist)
Kepala Bagian (Kabag) UKM, Disperindag Bengkulu, Indra Jaya foto bersama usai pembukaan pelatihan bimbingan tehnis (Bintek) Ekoprint diikuti 20 peserta dari kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.(Foto/Ist)

Bengkulu – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Bengkulu, Yenita Syaiful mengatakan, untuk mewujudkan visi pembagunan industri Bengkulu tahun 2019-2039 “Bengkulu Berdaya Saing dan Sejahtera dengan struktur industri yang kuat dan berkeadilan dengan cara mendukung program Dekranasda menggerakan ekonomi daerah melalui ekonomi kreatif.

“Ini sejalan dengan visi Gubernur Bengkulu tahun 2021-2024, Bengkulu Maju, Sejahtera dan Hebat. Dengan misi ini yang terkait adalah membangun ekonomi dan infratruktur secara merata dan berkeadilan untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif,” kata Kepala Perindag Bengkulu, Yenita Syaiful, saat membuka kegiatan bimbingan tehnis Ecoprint bagi IKM se-Provinsi Bengkulu, Selasa (26/7/2022).

Kegiatan Bintek ini, dilaksanakan Disperindag bekeraj sama dengan Dekranasda Provinsi Bengkulu, berlangsung selama 4 hari, diikuti sebanyak 20 orang peserta berasal dari para pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) se-Provinsi Bengkulu.

Bintek tersebut menghadirkan nara sumber dosen Universitas Bengkulu, Steffanie Nurliana dan praktisi sandang, Nurhayati yang juga seorang pengusaha IKM di Provinsi Bengkulu.

Ia mengatakan, dimasa mendatang industri nasional akan menghadapi tantangan persaingan yang makin berat dan kendala yang dihadapi pun semakin besar.

“Globalisasi ekonomi negara, industri, penguasaan teknologi canggih, persaingan terbuka dan proteksi ekonomi dalam blok-blok perdagangan internasional mengharuskan reorientasi dalam strategi pembinaan dan pengembangan industri nasional,” ujarnya.

Untuk itu, kata Yenita industri nasional harus mencari upaya-upaya terobosan dan inovasi baru dengan tujuan agar industri nasional mampu bertahan dan mandiri, sehingga mampu bersaing memenuhi keinginan konsumen internasional.

Salah satu kendala dan tantangan utama yang dihadap industri nasional, katanya adalah produk yang dihasilkan harus berkualitas. Selain itu, gaya hidup yang ramah lingkungan semakin digemari dan meluas ke berbagai sektor usaha, seperti alat-alat rumah tangga dan pakian.

Khusus untuk dunia busana, kini berkembang batik Ecoprint, yakni batik yang menggunakan sebagian macam bahan alam terdiri dari berbagai bentuk daun, buah dan bunga dengan warna warni dihasilkan dari getah dedaunan.

Belum Dikenal

Ecoprint di Indonesia, kata Yenita khususnya di Provinsi Bengkulu, tidak dikenal begitu populer dan belum banyak dikenali oleh masyarakat umum, tidak seperti kerajinan bantik. Namun, sebagian para perajin di Bengkulu, sudah mengenal tehnik ecoprint yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara.

Selain itu, bahan ecoprint muda didapat di daerah, sehingga bisa menjadi produk andalan daerah di masa mendatang, khususnya di Provinsi Bengkulu. Selain itu, dapat mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan berkelanjutan.

Yenita menambahkan, Ecoprint di Bengkulu adalah satu produk dari sektor industri kreaktif yang sangat pontensial untuk terus dikembangkan dan menumbuhkan industri di Provinsi Bengkulu, termasuk pengembangan ecoprint diberbagai aspek.

Terkait hal tersebut, Disperindag Bengkulu bersama Dekranasda Bengkulu terus mendorong pengembangan Ecoprint di daerah ini melalui kegiatan bimbingan tehnis (Bintek) Ecoprint bagi IKM se- Provinsi Bengkulu.

Yenita berharap kepada para peseta Bintek Ecoprint untuk mengikuti kegiatan ini secara serius, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan usaha IKM di Provinsi Bengkulu.

Ciri Khas

Sementara itu, dosen Universitas Bengkulu, (Unib) Steffanie Nurliana mengatakan, kedepan harus ada ciri khas produk ecoprint Bengkulu, seperti motif bunga Raflesia, atau huruf kagama, sehingga ada ciri khas produk ecoprint.

Untuk mencapai ini, katanya harus dilakukan pelatihan dan bintek. Untuk Provinsi Bengkulu, baru pertama kali dilaksanakan bintek, dan diharapkan kedepan ada kelanjutannya bisa ke produk jadinya dalam bentuk lain, seperti kulit.

Selain itu, juga ecoprint juga bisa kramik dan kertas dijadikan produk jadinya. “Kalau sekarang ini baru terbatas pada kain saja, tapi kedepan bisa kramik dan kertas,” ujarnya.

Dosen Mipa jurusan Biologi ini mengharapkan, kedepan kerja sama Disperindag Bengkulu dengan Ubib dapat terjalin baik, sehingga potensi-potensi yang ada Unib dapat tersalurkan, dan bisa berpartisipasi dalam pengembangan ecoprint di Provinsi Bengkulu.

Selain itu, dia juga mengharapkan agar pelatihan dan pendampingan bagi IKM terus dilakukan, sehingga kemampuan mereka untuk membuat produk ecoprint semakin baik dan berkualitas.

Dengan adanya pendampingan dan pelatihan tersebut, katanya perajin bisa berkreasi dalam memproduk ekoprint. “Jadi, bisa memperkaya produk ekoprint yang dihasilkan bermacam motif,” ujarnya.

Dijelaskan, kreasi namanya ekoprint dan bukan batik, kalau batik pakai printal malam, Sedangkan ecoprint kreasinya ekslusif, karena hanya satu, dan tidak ada yang lain, Sekali kita cetak, hasilnya itu meski daunya sama, tapi hasil cetakan bedah.

Steffanie menambahkan, peserta Bintek mayoritas pembantik, sehingga mereka tidak kesulitan lagi untuk memproduk ecoprint berbahan kain. Meski demikian, pelatihan dan bimbingan tehnik kepada pelaku IKM, khususnya untuk produk Ecoprint terus gencarkan sehingga mereka semakin maher dalam memproduk ecoprint tersebut.(br/min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.