Edi Sofyan : Stunting Timbulkan Kerugian Kesehatan dan Ekonomi

oleh -350 Dilihat
Ketua Kelompok Kerja I Bidang Bina Keluarga Balita (BKB) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Edi Sofyan tengah menyampaikan laporan pada Advokasi dan KIE promosi pengusahan 1000 hari pertama kehidupan (HPK).(Foto HB/Idris)
Ketua Kelompok Kerja I Bidang Bina Keluarga Balita (BKB) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Edi Sofyan tengah menyampaikan laporan pada Advokasi dan KIE promosi pengusahan 1000 hari pertama kehidupan (HPK).(Foto HB/Idris)

Bengkulu-Dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM), permasalahan stunting merupakan salah satu bagian dari beban ganda manusia atau dikenal dengan istilah double burden malnutrition.  Pasalnya, berdampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas ekonomi. Hal itu akan berdampak baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Dalam jangka pendek, stunting terkait dengan perkembangan sel otak, sehingga akhirnya menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal. “Kondisi ini membuat kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah, dan akhirnya menurunkan produktivitas serta akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi keluarga hingga bangsa,” kata Ketua Kelompok Kerja I Bidang Bina Keluarga Balita (BKB) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Edi Sofyan.

Hal tersebut disampaikan Edy Sofyan saat menyampaikan laporan pada Advokasi dan KIE Tentang promosi pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) di Bengkulu, Jumat, (3/3/2023).  Ia mengatakan, stunting akan berdampak negatif baik dari aspek kesehatan hingga ekonomi. Mulai dari ekonomi keluarga hingga ekonomi nasional, akibat menurunnya produktifitas SDM.

Terjadinya stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya disebabkan rendahnya pengetahuan tentang pengasuhan yang baik terhadap bayi. Berdasarkan laporan dari Tim Nasional Percepatan Penurunan Kemiskinan (TNP2K) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah praktik pengasuhan yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang kesehatan dan gizi.

Pengasuhan mulai pada 1000 HPK, dimana sejak masa kehamilan, pasca melahirkan hingga pada usia dua tahun. Karena itu, pentingnya pengasuhan sejak dalam kandungan atau 1000 HPK telah diatur dalam Perpres RI Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Percepatan Berbaikan Gizi, salah satunya diprioritaskan pada 1000 HPK.

Dalam upaya akselerasi penurunan stunting, selain perbaikan status kesehatan dan gizi juga terdapat advokasi dan KIE pencegahan stunting dan keluarga berkualitas.  Ditegaskannya, untuk membangun keluarga berkualitas, maka setiap individu didorong untuk memberikan perhatian pada 1000 HPK. Selain itu. keluarga agar mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak secara sempurna.

Upaya mencapai hal tersebut, katanya BKKBN melalui program BKB diharapkan mampu membentuk keluarga Indonesia menjadi orang tua hebat. Pertemuan ini melibatkan pemangku kebijakan dengan menghadirkan petinggi Organisasi Perangkat Derah (OPD) KB kabupaten dan kota, unsur PKK kabupaten dan kota serta sebayak 10 orang unsur asosiasi pemerintah desa (APDESI) di Provinsi Bengkulu.

Acara ini bertujuan agar membangun komitmen pemerintah daerah hingga tingkat desa tentang konvergensi pengasuhan 1000 HPK dalam rangka percepatan penurunan stunting, demikian Edi.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.