Bengkulu– Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) melalui Komisi IX bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Bengkulu, awal Desember ini turun ke lapangan untuk mensialisasikan stunting di wilayah pinggiran dalam Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Wilayah sasaran kampanye tersebut, yakni Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Kecamatan Air Periukan masuk kategori wilayah pinggiran dan pesisir. Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga (PK) 21, BKKBN merilis data kependudukan di antaranya keluarga berisiko stunting sebanyak 2.874 keluarga, keluarga pra sejahtera 193 keluarga, serta sebanyak 1.269 ibu dengan pendidikan terakhir SLTP.
Memperhatikan kondisi kependudukan tersebut, maka wilayah pinggiran itu menjadi target sosialisasi percepatan penurunan stunting. Kampanye di wilayah tersebut menghadirkan dua tokoh Provinsi Bengkulu, yakni Ketua TPPS Provinsi Bengkulu, Rosjonsyah dan anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati pada aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Bengkulu, kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi kepada pewarta di Seluma, Senin (5/12/2022).
Diungkapkan, di Kabupaten Seluma terdapat 28.144 keluarga yang berisiko stunting tersebar di 14 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Air Periukan sebanyak 2.874 KK. Keluarga tersebut tidak mempunyai sumber air minum utama yang layak sebanyak 281 keluarga, keluarga yang tidak mempunyai jamban yang layak sebanyak 284 keluarga dan 722 keluarga yang tidak mempunyai rumah layak huni.
Kampanye percepatan penurunan stunting di Bengkulu digelar bersama sejumlah mitra kerja. Hal itu dilakukan untuk mengimplementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Anggota Komisi IX DPR-RI dari PDIP ini, Elva Hartati menyampaikan bahwa dalam menekan potensi risiko stunting dirinya mengajak masyarakat untuk merubah kebiasaan atau perubahan perilaku. Mulai dari perilaku pengasuhan yang baik, pemenuhan asupan gizi serta perilaku hidup sehat.
Menurut Ketua DPD PDIP Provinsi Bengkulu ini, untuk perubahan perilaku positif perlu adanya komunikasi, karena perubahan perilaku adalah sebuah proses interaktif antar individu dan komunitas untuk membangun perilaku positif sesuai dengan konteks lokal, sehingga mampu mendukung penyelesaian sebuah masalah di daerah.
“Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih,” demikian Elva.(Irs)