Deputi BKKBN Novian Andusti : Kawal Stunting Mulai 1000 HPK

oleh -612 Dilihat
Deputi KSPK, BKKBN) Pusat, Nopian Andusti memberikan sambutan pada pembukaan pertemuan Advokasi dan Promosi Program KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam rangka percepatan penurunan stunting dan Sosialisasi Sekolah Lansia Bagi Pemangku Kebijakan di Bengkulu.(Foto HB/Idris)
Deputi KSPK, BKKBN) Pusat, Nopian Andusti memberikan sambutan pada pembukaan pertemuan Advokasi dan Promosi Program KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam rangka percepatan penurunan stunting dan Sosialisasi Sekolah Lansia Bagi Pemangku Kebijakan di Bengkulu.(Foto HB/Idris)

Bengkulu-Dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM), permasalahan stunting merupakan salah satu bagian dari double burden malnutrition (DBM) mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam jangka pendek, stunting terkait dengan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal. Hal ini membuat kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah, dan akhirnya menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Menyikapi hal ini, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Nopian Andusti, mengajak untuk mengawal stunting agar dimulai dari pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Langkah awal memutus mata rantai stunting melalui pengawalan pola asuh 1.000 HPK terhadap keluarga yang berisiko stunting, terutama keluarga yang lemah dari aspek ekonomi. Selain faktor ekonomi, stunting juga dapat disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat, baik terhadap kesehatan lingkungan dan perilaku menjaga kesehatan reproduksi.

Untuk mengawal stunting dari sektor hulu dapat melalui pendidikan kespro terhadap kelompok remaja, kata Nopian Andusti saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan pertemuan Advokasi dan Promosi Program KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam rangka percepatan penurunan stunting dan Sosialisasi Sekolah Lansia Bagi Pemangku Kebijakan di Bengkulu, Jumat, (9/12/2022).

Nopian menyebutkan, laporan TNP2K pada 2017 mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah praktik pengasuhan yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta sesudah melahirkan terutama pada masa 1000 HPK.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Percepatan Perbaikan Gizi, salah satu yang diprioritaskan ada pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Implementasi dari pepres tersebut dijabarkan ke dalam strategi Nasional percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018-2024.

Selain perbaikan status kesehatan dan gizi, Advokasi dan KIE pencegahan stunting dan keluarga berkualitas sangat penting dilakukan pada periode ini sebagai fase awal perubahan sikap dan perilaku yang berpotensi terhadap kejadian stunting, katanya.
Untuk membangun keluarga yang berkualitas, maka setiap keluarga Indonesia didorong untuk memberikan perhatian pada 1000 hari pertama kehidupan yakni sejak bayi lahir hingga anak usia 2 tahun.

Selanjutnya keluarga diharapkan mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak secara sempurna dan seimbang melalui kegiatan Bina Keluarga Balita atau BKB yang membentuk keluarga-keluarga Indonesia menjadi orang tua hebat Sekolah Lansia.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.