Bengkulu- Pencegahan stunting merupakan upaya pemerintah menyelamatkan generasi muda untuk menuju sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menggapai mimpi Indonesia emas pada 2045 setelah 100 tahun Indonesia merdeka sebagai bangsa yang kuat dan mandiri.
Aksi konvergensi kali ini dilakukan pemerintah pusat melalui Komisi IX DPR-RI turun ke masyarakat bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
DPR-RI bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu menggandeng pemerintah daerah mensosialisasikan pencegahan stunting dengan mengedukasi keluarga sebagai intervensi sensitif untuk memutus mata rantai stunting.
Kampanye stunting yang dilakukan anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati, Sabtu (15/10/2022) kembali menyasar masyarakat di wilayah perdesaan kampung keluarga berkualitas (KB) di Desa Sukamaju, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Hadir dalam kampanye tersebut, selain anggota Komisi IX DPR-RI Elva Hartati, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi, Kepala Dinas DP3APPKB Bengkulu Selatan, Fery Kusnadi juga Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi dan Wakil Bupati Bengkulu Selatan, Rivai Tajuddin bersama ratusan masyarakat desa setempat.
Desa Sukamaju, Kecamatan Air Nipis ini merupakan salah satu desa terpincil di Kabupaten Bengkulu Selatan. Desa ini berpenduduk sebanyak 509 kepala keluarga (KK) terdiri dari 1.633 jiwa, terdiri dari laki-laki 850 jiwa dan perempuan 783 jiwa.
Penduduk sebanyak itu tersebar di tiga dusun, yaitu Dusun Sukamaju, Dusun Tanjung Tengah dan Dusun Tanjung Baru. Wilayah yang luas dan berada di pedalaman ini menjadi alasan dipilihnya Desa Sukamaju sebagai wilayah sasaran kampanye penurunan stunting di Bengkulu Selatan. Selain itu, berdasarkan hasil Pendataan Keluarga 2021, Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki keluarga yang berisiko stunting sebanyak 21.706 keluarga.
Dalam kesempatan tersebut, anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati mengajak masyarakat Desa Sukamaj, khususnya 200 orang peserta kampanye untuk mengutamakan pendididikan bagi anak-anaknya. Pasalnyam, dengan pendidikan dapat mencegah nikah usia anak sebagai salah satu faktor penyumbang kasus stunting di Tanah Air, termasuk di Provinsi Bengkulu, khususnya Bengkulu Selatan.
Rubah Perilaku
Selain itu, politisi PDIP ini mengingatkan masyarakat untuk merubah perilaku dalam pengasuhan kepada anak mulai dari dalam kandungan hingga anak berusia lima tahun. Soalnya, usia tersebut, anak membutuhkan perhatian lebih untuk penyiapan asupan gizi yang cukup.
“Banyak faktor terjadinya potensi stunting, di antaranya selain kurangnya asupan gizi pada janin dan bayi juga disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat akibat tidak tersedianya jamban, air bersih, makanya sejak dini perbaiki lingkungan sehat dan perubahan perilaku sehat,” ujar Ketua DPD PDIP Provinsi Bengkulu ini.
Untuk mengoptimalkan pencegahan stunting, kata Elva Hartati telah dilakukan tim pendamping keluarga tingkat desa dan kelurahan. Masyarakat diminta untuk memanfaatkan keberadaan dan fungsi tim pendamping keluarga dalam mendapatkan bimbingan yang baik dan maksimal.
Kampanye yang dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Selatan tersebut, memberikan kesempatan bagi pejabat daerah tersebut untuk mengedukasi masyarakat dengan informasi berharga tentang peningkatan kesehatan sebagai dasar peningkatan kualitas SDM.
Bupati Gusnan dalam kesempata tersebut mengingatkan segenap warga untuk aktif mengunjungi fasilitas kesehatan dan balai penyuluh di desa setempat, agar mendapatkan pengetahuan untuk mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan mandiri. “Bangsa yang mandiri berawal dari keluarga yang sehat” tandas Gusnan.(irs)