Cegah Stunting Baru Lewat Pendekatan Keluarga Berisiko

oleh -112 Dilihat
Sekretaris BKKBN Bengkulu, Nesianto (tengah) foto bersama peserta usai membuka training of trainer (TOT) tenaga fasilitator untuk pencegahan stunting baru di Bengkulu.(Foto HB/Idris)
Sekretaris BKKBN Bengkulu, Nesianto (tengah) foto bersama peserta usai membuka training of trainer (TOT) tenaga fasilitator untuk pencegahan stunting baru di Bengkulu.(Foto HB/Idris)

Bengkulu-Pendekatan keluarga terhadap keluarga berisiko merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah lahirnya generasi stunting baru di Tanah Air.  Berdasarkan hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PPK) 2023, keluarga berisiko stunting (KRS) tercatat sebanyak 97.327 keluarga, tersebar di sejumlah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Adapun keluarga berisiko stunting tersebut, di antaranya terdapat calon pengantin (catin) pasangan usia subur (PUS), ibu hamil dan menyusui, pasca salin dan anak usia 0-59 bulan alias bayi dibawah usia lima tahun (balita).

“Pastikan calon pengantin (catin) dalam kondisi sehat, tidak anemia, lingkar lengan atas 23,5 centimeter (cm) salah satu langkah menurunkan prevalensi tubuh kerdil. Pendekatan melalui keluarga tersebut memerlukan aksi kolaborasi,” kata Sekretaris Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Nesianto pada acara training of trainer (TOT) tim pendamping keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting (PPS) kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, Senin, (19/2/2024).

Ia mengatakan, TOT ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan TPK dan fasilitator kabupaten dan kecamatan dalam melakukan pendampingan keluarga berisko stunting. Acara TOT ini diikuti sebanyak 30 orang.

“Kita harapkan TOT bagi fasilitator ini dapat memberikan pengetahuan kepada kader TPK dalam meningkatkan kesehatan keluarga, khususnya yang berpotensi melahirkan generasi stunting baru. Melalui pengetahuan yang dimiliki fasilitator dan TPK, diharapkan dapat mencegah stunting,” harap Nesianto.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah mengatakan, PKB dan TPK merupakan institusi masyarakat pedesaan selain berperan sebagai ujung tombak percepatan penurunan stunting juga mampu sebagai konsultan Bangga Kencana yang dapat menjadi tumpuan masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan tentang program bangga kencana.

Untuk itu, perlu keterampilan, kemampuan dalam berbagai bidang. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan kader perlu dilakukan TOT bagi fasilitator tingkat kabupaten dan kota. Dengan demikian dapat meningkatkan kinerja IMP di lapangan, baik PKB TPK dan bahkan kader KB desa lainnya,” ujar Iqbal.

TPK di Bengkulu terdapat sebanyak 1.867 tim yang tersebar di 1.514 desa di Provinsi Bengkulu dengan 5.601 kader yang terdiri bidan desa, kader KB desa dan PKK desa.(irs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.