Bengkulu-Dalam upaya mencegah potensi bayi lahir dengan kondisi stunting atau tubuh kerdil, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengembangkan program advokasi dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) untuk percepatan penurunan stunting di daerah ini.
Edukasi dilaksanakan bekerja sama dengan mitra tersebut, menyasar masyarakat khususnya bagi keluarga berisiko, di antaranya terdapat ibu hamil, ibu menyusui dan baduta. Selain sosialisasi memberikan pengetahuan tentang pencegahan potensi tubuh kerdil bagi bayi dua tahun, Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu bersama mitra kerja DPR-RI dan pemda bersinergi menurunkan potensi stunting di Bumi Rafflesia.
Pada akhir pekan kedua November 2023 berkolaborasi untuk mengintervensi keluarga berisiko stunting di Desa Muara Payang, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan. Dengan menyasar puluhan ibu hamil dan menyusui penerima bantuan telur ayam dan roti ibu hamil warga kecamatan Seginim. Sabtu, (11/11/2023).
Dengan menyasar 30 keluarga, ibu hamil, ibu menyusui serta bayi dua tahun,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Edi Sofyan, kepada pewarta usai memberikan bantuan kepada 30 keluarga penerima manfaat.
Dikatakan Edi, intervensi sensitif dengan menyalurkan bantuan makanan berprotein sebagai inovasi nyata upaya akselerasi penurunan stunting dan peningkatan kesehatan keluarga Indonesia menyongsong Indonesia emas 2045 mendatang.
Hadir pada advokasi dan KIE percepatan penurunan stunting di Kecamatan Seginim, daerah yang dikenal sebagai sentra produksi beras tampak anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) BKKBN RI, Nopian Andusti,Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Edi Sofyan, Kepala Dinas P3APPKB Bengkulu Selatan Ferry Kusnadi,dan Kepala Desa Muara Payang, Yalin Aswi.
Menyinggung pencegahan stunting, Elva Hartati menyebutkan peran besar terletak pada keluarga. Keluarga merupakan pendidikan awal dalam berbagai persoalan, termasuk pencegahan stunting. “Keluarga harus mampu memulai untuk merubah perilaku positif. Keluarga adaah guru awal untuk menciptakan SDM yang berkualitas,” kata Elva.
Ia menyebutkan pemberian air susu ibu (ASI) Eksklusif selama enam bulan kepada bayi, adalah kunci utama mencegah potensi tubuh kerdil bagi bayi dan asupan ASI selama dua tahun.
Untuk membantu percepatan penurunan stunting telah disalurkan roti ibu hamil dan telur ayam. Roti ibu hamil memiliki kandungan kalsium dalam makanan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan si kecil dengan baik. Makanan roti gandum mengandung kalsium dalam jumlah sedang yang bermanfaat bagi kesehatan.
Sementara itu, Deputi KS-PK BKKBN Nopian Andusti menyebutkan, peran dari tim pendamping keluarga (TPK) amat menentukan kualitas calon ibu dan bayi. TPK memiliki peran strategis mendorong peningkatan kualitas kesehatan catin, ibu hamil dan ibu menyusui”, kata Nopian.
Ia menjelaskan, selain mendampingi keluarga berisiko stunting melalui komunikasi, informasi, dan edukasi, tugas TPK juga memfasilitasi keluarga dalam pelayanan rujukan kesehatan, dan memfasilitasi layanan program bantuan sosial pada sasaran remaja, calon pengantin, ibu hamil dan ibu pasca persalinan.(irs)