Empat Faktor Penyebab Tumbang Calon Kepala Daerah Petahana di Pilkada Bengkulu

oleh -12 Dilihat
Paslon petahana gubernur dan waki gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah-Meriani tumbang pada pilkada 27 November 2024 lalu.(Foto-Dokumen)
Paslon petahana gubernur dan waki gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah-Meriani tumbang pada pilkada 27 November 2024 lalu.(Foto-Dokumen)

Bengkulu-Pengamat politik Provinsi Bengkulu, Heri Supriyanto, menyebutkan ada empat faktor penyebab tumbangnya lima calon kepala daerah petahana pada Pilkada Bengkulu 2024.

Adapun lima calon kepala daerah petahana di Bengkulu yang tumbang pada pilkada serentak 27 November 2924 lalu, yakni empat calon bupati dan satu calon gubernur Bengkulu.

“Menurut saya ada empat faktor bertumbangannya calon kepala daerah petahana dalam Pilkada Bengkulu 2024,” ujar Heri Supriyanto saat dihubungi melalui telepon, Kamis (5/12/2024).

Ia mengatakan, pertama ketimpangan relasi aktor politik antara Jakarta dan Bengkulu. Ia katakan kuatnya relasi politik actor politik penantang petahana dalam Pilkada Bengkulu menjadi modal kuat.

“Dalam hal ini adanya ketimpangan antara actor penantang petahana yang memiliki akses ke Jakarta (nasional) dengan lawan politiknya yang umumnya politisi local,” ujar Heri.

Ia katakan partai pendukung penantang petahan sangat kuat di jaringan nasional baik dari sisi logistic, akses dan lainnya. Bayangkan misalnya orang Jakarta, para menterinya datang ke Bengkulu melakukan kampanye, ya modar kandidat local. Jadi ketimpangan Jakarta dan daerah,” tegasnya.

Ia tegaskan persoalan politik di Bengkulu sangat ditentukan juga dengan andil Jakarta. “ini yang buat petahan tumbang,” ujarnya. Kedua pola strategi logistik atau strategi manajemen finansial. Pertempuran Pilkada itu harus dimulai dari kesiapan logistic ini yang paling dasar.

“Yang menang itu saya amati logistic tidak terpusat, dia terbagi di masing-masing wilayah. Jadi dia lebih efektif. Pertempuran itu kan di kampung-kampung bukan harus melalui tahapan yang panjang terfokus pada satu orang sehingga komunikasi dan koordinasi jadi lemah bagi yang kalah,” ujar dia.

Ketiga, jangan menggunakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau ASN. “Itu menyalahi kalau mengunakan jaringan OPD. OPD atau ASN ini bermainnya tidak luwes kalau dilibatkan dalam pertempuran politik Pilkada,” tambahnya.

Keempat, petahana tidak perform selama memimpin. Menurutnya terdapat beberapa petahana yang performanya tidak baik selama menjabat sebagai petahana sehingga masyarakat menilai. “Ada performa yang kurang baik selama memimpin, ada juga yang selama ini petahana terlalu percaya diri dan sombong. Ini figure yang jelek,” demikian Hery.

Sebelumnya diberitakan sebanyak lima kandidat petahana di Pilkada Bengkulu 2024 tumbang oleh penantangnya. Petahana tumbang meliputi pilkada gubernur Bengkulu, Pilkada Kabupaten Lebong, Pilkada Rejang Lebong, Pilkada Mukomuko dan Pilkada Seluma.

Reporter : FIR

Editor       : M Rareza Rebi Aldo

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.