Bengkulu-Puluhan kader kelompok bina keluarga balita (BKB) di Provinsi Bengkulu, mengikuti pelatihan teknis “Eliminasi Masalah Anak stunting (Emas). Melalui perannya kader mampu mempraktikkan pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan anak dalam masa 1000 hari pertama kehidupan.
Dengan pengetahuan tentang pengasuhan tanggap maka diharapkan akan tumbuh anak yang sehat, tereliminasi masalah stunting bagi anak. Anak sebagai penerus pembangunan bangsa kedepan menuju Indonesia emas, kata Pelaksana tugas (Plt) Kaper BKKBN Provinsi Bengkulu, M Iqbal Apriansyah, melalui Sekretaris BKKBN Bengkulu, Nesianto, dalam sambutannya saat membuka pelatihan BKB Eliminasi Masalah Anak Stunting (Emas) di Bengkulu, Senin, (22/5/2023).
Ia mengatakan, stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak merupakan ancaman utama terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Selain itu juga ancaman terhadap kemampuan daya saing generasi penerus bangsa.
Pasalnya, stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik dengan kondisi tubuh pendek atau kerdil namun juga dapat mengganggu perkembangan otak, sehingga nantinya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi anak, serta produktivitas dan kreativitas anak diusia produktif, kata Nesianto.
Hal senada diungkaokan Ketua panitia penyelenggara sekaligus Ketua Pokja 13, Arsyad, dalam laporannya menyebutkan, kegiatan yang berlangsung selama lima hari, sejak 22-26 Mei 2023 melibatkan sebanyak 50 orang peserta dari unsur pengelola program dan kader BKB di seluruh kabupaten dan kota di Bengkulu, di antaranya 40 orang kader BKB dan 10 orang pengelola program dari organisasi perangkat daerah (OPD) KB kabupaten dan kota.
Dikatakan Arsyad, pelatihan teknis BKB ini mengimplementasikan amanat UU Nomor. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang memiliki tugas untuk melaksanakan dan mengendalikan penduduk dan keluarga berencana.
Dalam menjalankan amanat tersebut, BKKBN harus dapat mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas serta persebaran penduduk dan lingkungan hidup. Bahkan yang tidak kalah menjadi perhatian BKKBN untuk mewujudkan amanat tersebut dengan meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa tenteram, memiliki harapan masa depan yang lebih baik, sebutnya.
Digelarnya pelatihan bagi kader dan pengelola program tersebut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader dan pengelola program dalam pengetahuan pengasuhan 1000 HPK bagi bayi sejak janin dalam kandungan, sehingga diharapkan dapat memberikan pengasuhan yang ideal sejak dini bagi bayi dan sasaran sehingga akhirnya dapat mengeliminasi masalah-masalah anak yang berpotensi stunting,” tambah Arsyad.(irs)