Bengkulu-Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah melepas prosesi arak-arakan tabut terbuang di Balai Rayak Semarak Bengkulu, Selasa (16/7/2024) bertepatan 10 Muharan sebagai puncak ritual budaya Tabut.
Arak-arakan Tabut terbuang di mulai dari Balai Semarak Bengkulu dan berakhir di Padang Karabela tempat dibuangnya tabut. Ribuan masyarakat Kota Bengkulu mengiringi dan menyaksikan langsung proses pembuangan tabut.
Akibatnya jalan-jalan yang dilalui arak-arakan tabut mengalami macet total karena dipadati ribuan orang yang datang dari berbagai pelosok di Provinsi Bengkulu. Hal ini terjadi karena pembuangan tabut merupakan puncak dari rangkaian Festival Tabut 2024.
“Patut kita syukuri perayaan Tabut tahun ini berjalan lancar dan sukses. Hari ini kita akan menyaksikan bersama arak-arakan prosesi Tabut Tebuang, dimulai dari Balai Raya Semarak Bengkulu hingga ke lokasi pembuangan Tabut di Karabela Bengkulu,” kata Gubernur Rohidin.
Gubernur mengajak masyarakat untuk mengikuti acara prosesi Tabut Tebuang dengan khidmat, saling menghormati satu sama lain sehingga prosesi arak-arakan ini berjalan aman dan damai. Dengan demikian, pesan budaya dari prosesi Tabut Tebuang ini bisa tersampaikan.
“Sekali lagi saya pesankan kepada seluruh elemen, bagi peserta arak-arakan tidak perlu terburu-buru dan tidak usah memaksakan diri dalam rute perjalanan. Ikuti saja panduan yang sudah ada. Agar nilai-nilai budaya itu terasa di tengah-tengah kita dan menjadi tontonan hiburan bagi masyarakat Bengkulu,” ingat gubernur.
Gubernur juga meminta kepada aparat keamanan dan Satpol PP agar dapat memandu masyarakat secara harmoni dengan pendekatan humanis. Selain itu, awak media diharapkan diberikan tempat dan posisi yang tepat dalam mengambil momen even Tabut Tebuang.
“Jangan sampai mengganggu prosesi arak-arakan Tabut Tebuang, karena kita ingin prosesi ini menjadi ritual budaya yang memiliki nilai hiburan yang tinggi sekaligus menjadi media silaturahmi,” pesannya.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dari Balai Raya Semarak Bengkulu atas nama Gubernur Bengkulu saya mengizinkan prosesi arak-arakan Tabut Tebuang untuk dilaksanakan,” tutupnya sembari mengangkat bendera tanda dimulainya prosesi arak-arakan Tabut Tebuang.
Masyarakat Bengkulu tampak tumpah ruah di jalanan menyaksikan arak-arakan Tabut Tebuang hingga di lokasi pembuangan Tabut di Padang Karabela Bengkulu.
Ketua Keturunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu, Syiafril, mengatakan bahwa pembuangan Tabut bermakna membuang kebiadaban, keburukan, kesombongan, kegagahan, keindahan, dan kecantikan dengan pesan bahwa tidak ada yang abadi. “Semua keburukan ikut terbuang dalam prosesi ini dan makna ini yang harus dihayati setiap orang,” ujar Syiafril.
Reporter : Lesiana
Editor : M Rareza Rebi Aldo