10.000 Ton CPO Terancam Beku, Akibat Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau, Bengkulu Tidak Kunjung Selesai

oleh -12 Dilihat
Pabrik kelapa sawit yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO).(Foto/Ist)
Pabrik kelapa sawit yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO).(Foto/Ist)

Bengkulu- Sekitar 10.000 ton crude palm oil (CPO) milik sejumlah pengusaha pabrik kelapa sawit yang saat ini berada di atas kapal laut terancam beku, karena sudah tiga bulan tidak bisa keluar dari pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu akibat alur pelabuhan mengalami pendangkalan.

Minyak mentah kepala sawit atau CPO sebanyak itu, diangkut 6 buah kapal laut. Kapal tersebut setelah bermuat CPO tidak bisa keluar karena alur pelabuhan Pulau Baai dangkal, sehingga jika dipaksakan kapal kandas dan bisa menjadi masalah serius.

Salah seorang pengusaha jasa angkutan laut di Bengkulu, Marwan S Ramis ketika dikonfirmasi SP, di Bengkulu, Kamis (26/6/2025) membenarkan hal tersebut. “Sekarang ini ada 6 kapal bermuatan 10.000 CPO tidak bisa keluar dari pelabuhan Pulau Baai, karena alur mengalami pendangkalan dan ini masih dalam pengerukan oleh PT Pelindo setempat,” ujarnya.

Kapal bermuatan CPO tersebut, sudah tiga bulan lebih tertahan di alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, karena tidak bisa keluar akibat alur mengalami pendangkalan.

CPO yang berada di atas 6 kapal tersebut, kata Marwan sebagian sudah mulai membeku karena terlalu lama berada di atas kapal. Jika dalam waktu dekat ini, pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai tidak tuntas, maka dipastikan CPO yang di atas kapal tersebut selurunnya membeku.

“Jika ini terjadi maka pengusaha CPO akan mengalami kerugian miliaran rupiah. Kita berharap dalam waktu dekat ini, pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu yang dilakukan PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, dapat dituntaskan sesuai target,” ujarnya.

Tangki Timbun  Penuh

Marwan menambahkan, akibat pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, produksi CPO seluruh pabrik kelapa sawit di Bengkulu, kini produksinya overload karena tangki penimbunan milik mereka sudah penuh.

Hal ini terjadi karena CPO yang mereka produksi tidak bisa dikapalkan karena kapal tidak bisa merapat ke pelabuhan Pulau, Baai, Bengkulu. Sementara jika CPO diangkut lewat darat menuju ke pelabuhan tertentu akan berdampak pada peningkatkan biaya operasional.

Selain itu, jumlah armada mobil pengangkut CPO kapasitas besar di Bengkulu, terbatas dan ongkos angkut tinggi. Karena itu, CPO yang diproduksi pabrik kelapa sawit di Bengkulu terpaksa ditimbun dulu di tangki penimbunan.

“Sekarang tangki penimbunan CPO dari 33 pabrik kelapa sawait di Bengkulu, sudah penuh dan tidak ada tempat lagi untuk menampungnya. Jika pengerusakan pelabuhan Pulau Baai, tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini, dipastikan pabrik CPO di Bengkulu akan menghentikan TBS petani,” ujarnya.

Sekarang saja, kata Marwan sudah ada pabrik CPO di Bengkulu menghentikan pembelian TBS petani, karena mereka tidak ada tempat lagi untuk menampung CPO yang mereka produksi. Namun, ia tidak menjelaskan secara pasti pabrik CPO di Bengkulu, yang menghentikan pembelian TBS petani.

“Yang pasti, sudah ada pabrik kelapa sawit di Bengkulu, pada bulan Juni ini menghentikan pembelian TBS petani. Alasanya, karena tangki penimbunan CPO mereka sudah penuh dan tidak ada lagi tempat penampungan lain,” tambahnya.

Meski ada pabrik kelapa sawit masih membeli TBS petani kemungkinan harga akan lebih murah. Sebab, mereka terus berproduksi tapi CPO tidak tidak bisa jual akibat pelabuhan Pulau Baai mengalami pendangkalan.

“Jadi, pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, tidak hanya berimbas kepada pengusaha pengguna pelabuhan Pulau Baai, tapi dampaknya berimbas kepada petani sawit di Bengkulu,” ujarnya.

Untuk itu, Marwan berharap pihak PT Pelindo Bengkulu segera menuntaskan kegiatan pengerukan alur masuk pelabuhan Pulau Baai sesuai terget. Dengan demikian, kapal-kapal bisa masuk ke Bengkulu untuk membawa berbagai jenis komoditas, seperti batubara, CPO dan sebagainya.

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, saat ini pihak PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, masih bekerja melakukan pengerukan alur masuk ke pelabuhan menggunakan kapal keruk yang didatangkan dari Batam.

Pihak PT Pelindo Bengkulu menargetkan pengerukan timbunan pasir yang berada di alur masuk ke kolam pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, diperkirakan jutaan kubik itu, akan diselesaikan dalam waktu dekat ini.

Dari pantau dilapangan, hingga Kamis (26/6/20025), alur masuk menuju kolam pelabuhan Pulau Baai, belum tembus, dan kapal keruk saat ini masih bekerja menyingkitkan timbunan pasir agar akses masuk kapal ke kolam pelabuhan dapat dilakukan.

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.