Bengkulu- Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi menyerahkan surat keputusan (SK) penugaskan kepada 183 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat.
Acara penyerahan SK penugasan kepada ratusan CPNS formasi penerimaan tahun 2024, berlangsung di Kantor Pemkot Bengkulu, Selasa (6/5/2025).
Dari total 213 formasi yang dibuka, sebanyak 30 formasi tidak terisi. Meski demikian, penyerahan SK ini menjadi momen bersejarah bagi para CPNS yang telah melewati seleksi ketat dari ribuan pendaftar.
“Ini adalah tonggak sejarah dan pengalaman seumur hidup bagi kalian. Kalian telah berhasil melewati seleksi dari lebih 3.000 pendaftar,” ujar Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi.
Dedy Wahyudi menekankan pentingnya integritas, tanggung jawab, dan semangat pelayanan yang harus dijaga oleh para CPNS. Ia mendorong agar para CPNS menunjukkan dedikasi kepada bangsa, negara, orang tua, serta masyarakat.
“Kalian sekarang sah menjadi bagian dari jantung pemerintahan. Jangan pernah terkontaminasi oleh ‘virus’ malas, apatis, atau menyalahgunakan jabatan. Jadilah PNS yang bekerja dengan hati, penuh kejujuran, dan semangat melayani,” tegasnya.
Wali Kota Dedy mengingatkan para CPNS tidak terjerumus dalam stigma negatif yang selama ini melekat pada birokrasi, seperti pungutan liar atau pelayanan lambat. “Saat masyarakat butuh pelayanan, kalian harus hadir. Lurah, camat, bahkan wali kota sekalipun harus sigap. Ini bagian dari tugas kita sebagai pelayan publik,” ujarnya.
Dedy berharap, para CPNS yang baru menerima SK ini dapat menunjukkan kinerja yang baik selama masa percobaan agar nantinya dapat diangkat sebagai PNS penuh. “Saya ingin suatu saat melihat kalian menjadi pemimpin-pemimpin hebat di Kota Bengkulu. Tapi itu hanya bisa tercapai jika kalian bekerja sepenuh hati dan menjaga amanah,” pungkasnya.
Salah satu peserta CPNS adalah Rewa Yoke Domston, mantan wartawan senior di salah satu perusahaan media swasta. Diakuinya, menjadi PNS sudah lama Ia inginkan sehingga berkali-kali mengikuti seleksi penerimaan CPNS.
Keempat kalinya ikut ujian, akhirnya keberuntungan berpihak kepadanya. Trik yang Ia lakukan adalah melamar ke formasi yang jarang dilirik pelamar yakni melamar di pemerintahan setingkat kecamatan.
Berlatar belakang wartawan, Rewa memiliki banyak pengalaman soal pemerintahan, sehingga Ia percaya diri bisa mengabdi di negara ini. Alasan lain Ia berhenti menjadi wartawan adalah adanya disrupsi media yang semakin tinggi.
Era digitalisasi saat ini banyak media mainstream yang tutup lantaran tak bisa berinovasi. Terlebih dengan adanya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, membuat media banyak yang angkat tangan karena tak mendapat anggaran kerja sama.
Pria berusia 33 tahun ini berharap dengan melangkah menjadi abdi negara dapat memberikan kontribusi lebih atas pengabdiannya kepada masyarakat.
Editor : Usmin