Bengkulu- Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah mengatakan, prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu, masih tergolong tinggi sebesar 19,8 persen dan secara nasional angka stunting masih berada dikisaran 21,6 persen, sehingga stunting menjadi persoalan nasional dan harus ditangani secara sistematis.
Prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, berada pada angka 22,1 persen. Sementara untuk data SSGI pada tahun 2022 sebesar 19,8 persen, artinya prevalensi stunting Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 2,3 persen.
Meskipun secara provinsi mengalami penurunan akan tetapi terdapat lima kabupaten yang mengalami kenaikan dari tahun 2021, yakni Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten kaur.
Memperhatikan kondisi demikian, Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah minta seluruh tim percepatan penurunan stunting (TPPS) di tingkat kabupaten dan kota untuk membuat inovasi-inovasi dalam percepatan penurunan stunting, kata Rosjonsyah saat diskusi TPPS nasional dengan TPPS Provinsi Bengkulu, Selasa, (30/5/2023).
Melalui inovasi dapat mengejar target atau sasaran penurunan stunting di Provinsi Bengkulu sebesar 12,55 persen pada 2024 mendatang. Prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu pada 2023 diangka 15,69 persen dan target di tahun 2024, diangka 12,55 persen.
Menyikapi hal tersebut, Ketua TPPS Provinsi Bengkulu dalam mencapai target penurunan stunting provinsi di tahun 2023 dan 2024 mengharapkan segenap lembaga instansi menggali berbagai inovasi.
Dalam pembahasan itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya, agar tagging (penandaan) anggaran antar program dan kegiatan di masing-masing OPD yang mendukung program percepatan penurunan stunting dikolaborasikan kemudian memasukan hasil penyusunan rencana kerja TPPS provinsi dan kabupaten kota secara terintegrasi.
Selanjutnya, penguatan konvergensi antar masing-masing OPD dengan fokus pencegahan stunting. Penguatan kelembagaan TPPS pada tingkat provinsi, hingga tingkat kecamatan dan sampai pada tingkat desa. Peningkatan kapasitas sdm untuk kabupaten/kota dalam percepatan penurunan stunting.
Serta perlunya peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan pendampingan data stunting. Disampaikan Wagub, dituntutnya inovasi dalam percepatan penurunan stunting sesuai amanah bapak Wakil Presiden RI saat kunjungannya ke Provinsi Bengkulu pada 4 Mei 2023 beberapa waktu lalu, beliau menyampaikan untuk segera melakukan langkah nyata dengan melakukan intervensi kunjungan lapangan ke keluarga beresiko stunting di seluruh Provinsi Bengkulu.
“Saya meminta kepada TPPS Provinsi Bengkulu untuk segera menyusun rencana dan langkah-langkah dalam waktu dekat. Dan saya juga mendorong untuk melakukan inovasi-inovasi dalam percepatan penurunan stunting. Salah satunya yang akan diusulkan melalui gerakan 3M (menanam, memasak dan mengkonsumsi) daun kelor,” ujarnya.
Pasalnya, daun kelor ini merupakan super food yang memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi dan gerakan konsumsi dua telor setiap hari untuk bayi dan baduta (bayi dua tahun) di setiap kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.(irs)