Wagub Mian Optimistus Kasus Stunting di Bengkulu di Bawah Nasional

oleh -9 Dilihat
Wagub Bengkulu, Mian pimpin rapat penurunan stunting di Bengkulu dengan pihak terkait BKKBN dan lintas sektoral.(Foto/Ist)
Wagub Bengkulu, Mian pimpin rapat penurunan stunting di Bengkulu dengan pihak terkait BKKBN dan lintas sektoral.(Foto/Ist)

Bengkulu-Wakil Gubernur Bengkulu, Mian mengarakan, pemerintah daerah segera memadukan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dengan program Gardu Penangkis (Gerakan Penanggulangan Kemiskinan dan Stunting) untuk menurunkan angka stunting di wilayah ini.

Gerakan yang berkesinambungan melalui dua program tersebut, diharapkan mampu menekan angka stunting di Bengkulu. Melalui gerakan orang tua cegah stunting (genting), pemerintah mendorong hadirnya orang tua asuh untuk memperkuat keluarga sehingga melahirkan generasi sehat dan bebas stunting.

Gardu Penangkis, sebuah inovasi yang perlu dilakukan secara kolaboratif, gotong royong dan menghilangkan ego sektoral.
Inovasi ini memerlukan dukungan pemerintah daerah kabupaten dan kota untuk memberikan dukungan anggaran melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk penanganan stunting di tiap daerah.

Gardu Peangkis sejalan dan beririsan erat dengan Genting dan telah terbukti ampuh dalam program penanggulangan kemiskinan di Kab. Bengkulu Utara dan akan berlanjut di Provinsi Bengkulu.

“Melalui pemaduan program nasional dan daerah itu kita optimis stunting di Bengkulu akan mengalami penurunan yang siginfikan hingga di bawan standar nasional 14 persen,” ujar Wakil Gubernur Bengkulu Mian kepada wartawan usai penilaian Kinerja Aksi Konvergensi P2S kabupaten dan kota di Bengkulu tahun 2025, Rabu, (27/8/2025.

Wagub Bengkulu mengatakan, bahwa stunting bukan hanya isu kesehatan semata, melainkan persoalan pembangunan manusia secara menyeluruh. Stunting adalah masalah kompleks. Ini menyangkut kualitas generasi, sehingga peran semua sektor sangat penting. Penanganan stunting sejalan dengan upaya menekan angka kemiskinan, dua isu yang menjadi prioritas pembangunan daerah.
Berdasarkan data tahun 2024, prevalensi stunting di Bengkulu turun menjadi 18,8 persen. “Sebagai upaya percepatan penurunan stunting, kita telah sepakat mengintervensi dengan menggunakan data by name by address dari hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PPK) 2025,” ujar Mian dengan tegas.

Pada Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi P2S tahun 2025, Wakil Gubernur menyerahkan langsung penghargaan kepada tiga kabupaten dengan kinerja terbaik dalam Aksi Konvergensi Penurunan Stunting 2025, Kabupaten Kepahiang meraih peringkat I dengan skor 93,08.

Peringkat ke II ditorehkan Kabupaten Bengkulu Selatan dengan skor 91,37, dan Kabupaten Rejang Lebong dengan skor 79,27 mampu berada pada posisi III.

Reporter   : IDS

Editor       : Usmin

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.