Tekan Kasus Penceraian, Pemkot Bengkulu Luncurkan Program Sekolah Nikah

oleh -65 Dilihat
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi.(Foto/Ist)
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi.(Foto/Ist)

Bengkulu- Untuk menekan kasus penceraian di Kota Bengkulu, Pemkot setempat meluncurkan program Sekolah Nikah untuk membekali calon pengantin dengan pengetahuan dan keterampilan dalam membina rumah tangga sakinah, mawaddah dan warahmah.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi dihadapan para ibu-ibu peserta lomba rabana, di Bengkulu, Kamis (4/9/2025). Ia mengatakan, program ini diharapkan mampu menekan angka perceraian di Kota Bengkulu, karena saat ini jumlah penceraian di daerah ini cukup tinggi. Namun, dia tidak menjelaskan secara pasti angka pencerian di Kota Bengkulu.

“Yang jelas, angka perceraian di Kota Bengkulu tinggi dibanding daerah lain di Provinsi Bengkulu. Untuk menekan kasus ini kedepan kita buat sekolah pranikah. Apakah ibu-ibu setuju tanya Dedy dan spontan dijawab setuju,” kata Dedy Wahyudi.

Dedy menambahkan, kalau tahu harga beras mahal, tidak gampang  menikah. Karena itu, jika belum cukup umur disarankan jangan dulu menikah. “Jadi, kalau sudah siap dan telah memenuhi syarat usia menikah, silakan saja menikah,” tambahnya.

Melalui program tersebut, kata Sekretaris DPW PAN Provinsi Bengkulu ini, calon pengantin akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang pernikahan sehingga mampu menjalani kehidupan rumah tangga dengan lebih matang. “Insyaallah dengan adanya pemahaman dari sekolah nikah, angka cerai bisa turun,” tambahnya.

Selain program Sekolah Nikah, Wali Kota Bengkulu juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam menjaga serta mendidik anak-anak. Agar terhindar dari pergaulan bebas dan praktik pernikahan dini.

Tidak hanya itu, Dedy menambahkan, program lain yang menyasar pembinaan anak-anak nakal di Kota Bengkulu. Jika di daerah lain seperti Jawa Barat anak bermasalah dibina di barak, maka di Bengkulu pembinaan dilakukan di masjid. “Kalau anak nakal, kita masukkan ke masjid. Kita bina tiga hari,” jelasnya.

Menurutnya, pendidikan agama menjadi pondasi utama dalam membentuk karakter dan moralitas generasi muda. Melalui pengajaran nilai kejujuran, tanggung jawab, empati, dan toleransi, anak-anak akan memiliki landasan spiritual yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup.

“Dengan pendidikan agama, anak-anak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, sekaligus berinteraksi positif dengan lingkungan sekitar,” demikian Dedy Wahyudi.

 

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.