Siswa SMP di Kota Bengkulu Terlibat Gangster, Wali Kota Minta Sekolah Tingkatkan Pendidikan Moral

oleh -188 Dilihat
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi menyaksikan pemugaran Masjid At Taqwa Simpang Harapan Kota Bengkulu terkait dengan penataan persimpangan di wilayah ini, Masjid ini sejak 3 tahun lalu tidak digunakan lagi karena sudah dibangun masjid baru lebih besar dan bagus.(Foto/Ist)

Bengkulu- Menyikapi maraknya aksi gangster di Kota Bengkulu belakangan ini dengan melibatkan anak-anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi tekankan agar pendidikan moral di sekolah harus ditingkatkan.

Keterlibatan siswa SMP di gangster tidak bisa dibiarkan, karena menyangkut masa depan generasi muda yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Bengkulu.

Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi kepada wartawan, di Bengkulu, Senin (28/7/2025) mengatakan, pihaknya hari ini akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah SD dan SMP di Kota Bengkulu untuk membahas keterlibatan siswa SMP di gangster.

Dalam pertemuan tersebut, dia akan memberikan arahan khusus mengenai langkah-langkah pencegahan kenakalan remaja dan upaya menekan peredaran geng motor maupun kelompok gangster di kalangan pelajar.

“Saya ingin menyampaikan kepada seluruh kepala sekolah, tolong berikan perhatian kepada anak-anak. Ajarkan soal moralitas, ajarkan budi pekerti, ajarkan bahwa mereka punya masa depan. Masa iya anak SMP sampai ikut geng motor menyerang petugas parkir, bahkan tempatnya di Rumah Sakit TNI. Ini sudah di luar logika,” ujarnya.

Fenomena gangster di kalangan remaja bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga mencerminkan kurangnya pembentukan karakter sejak dini. Dedy menekankan, pendidikan moral dan budi pekerti memiliki peran besar dalam mencegah perilaku menyimpang. Dengan pendidikan yang tepat, generasi muda akan memiliki fondasi karakter yang kuat untuk menghindari tindakan negatif.

Beberapa manfaat pendidikan moral dan budi pekerti dalam mencegah kenakalan remaja antara lain. Membantu anak-anak menjadi individu yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki prinsip.

Menumbuhkan kepedulian dan kemampuan memahami perasaan orang lain sehingga mengurangi potensi melakukan kekerasan. Meningkatkan kesadaran hukum dan sosial: Membuat pelajar memahami norma yang berlaku dan konsekuensi dari pelanggaran hukum.

Menjadi benteng agar anak-anak tidak mudah terbawa arus pergaulan yang salah, seperti tawuran atau bergabung dengan geng motor. Membangun generasi berkarakter: Menciptakan anak-anak yang berakhlak mulia, beretika baik, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat.

Dedy berharap langkah ini menjadi awal dari gerakan kolektif untuk menyelamatkan generasi muda Kota Bengkulu. “Mereka adalah masa depan daerah ini. Kalau dari SMP sudah berani menyerang, apa jadinya nanti? Kita semua, orang tua, guru, dan pemerintah, harus turun tangan,” demikian Dedy Wahyudi.

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.