Setiap Kelurahan di Kota Bengkulu Diwajibkan Pemkot Miliki Bank Sampah

oleh -69 Dilihat
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi mengunjung salah satu bank sampah yang berlokasi di Kelurahan Lempuing, Bengkulu.(Foto/Ist)
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi mengunjung salah satu bank sampah yang berlokasi di Kelurahan Lempuing, Bengkulu.(Foto/Ist)

Bengkulu- Dalam rangka mewujudkan Kota Bengulu Zero Sampah, Pemkot Bengkulu dibawah kendali Wali kota Dedy Wahyudi mewajibkan setiap kelurahan di wialyah ini harus memiliki bank sampah.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi seusai
melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah bank sampah yang telah aktif, seperti di Kelurahan Lempuing, Nusa Indah, dan Sawah Lebar.

Dedy menekankan bank sampah merupakan solusi konkret dalam pengelolaan sampah, pelestarian lingkungan, sekaligus penguatan ekonomi masyarakat. “Salah satu manfaat utama bank sampah adalah kemampuannya untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.

“Jika ini dijalankan serius, beban TPA bisa berkurang drastis,” ungkapnya. Konsep bank sampah mengedepankan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam skema yang terorganisir dan bernilai ekonomis.

Sampah yang sudah dipilah dapat dijual kembali atau didaur ulang, bahkan dijadikan tabungan bagi masyarakat. Dalam kunjungan ke Bank Sampah Kreatif Berseri di Kelurahan Lempuing, Dedy mengaku terkesan.

“Sementara ini, yang terbaik itu ada di Lempuing. Boleh disaksikan, setiap Sabtu masyarakat datang dari rumah membawa sampah yang sudah dipilah. Sampah-sampah itu punya nilai guna,” jelasnya.

Data yang diterimanya menunjukkan nasabah bank sampah di Lempuing sudah mencapai ratusan orang. Bahkan, ada nasabah dengan saldo tabungan sampah mencapai Rp5 juta.

“Tadi saya lihat sendiri, ada ibu-ibu yang saldonya sampai Rp5 juta. Itu pun sudah diambil sebagian, kalau tidak bisa sampai Rp9 juta,” tambah Dedy.

Menurutnya, ini adalah bukti nyata bahwa sampah bukan lagi masalah, melainkan potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan secara kolektif.

Walikota mengajak seluruh masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah, baik sampah plastik, kertas, organik, maupun anorganik. Sampah organik, kata Dedy, bisa diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi pertanian dan kebun rumah tangga.

“Mari kita sama-sama sadar, mulai dari rumah tangga. Sampah harus dipilah. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, ini tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.