Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu Kritis, Pulau Enggano Terancam Terisolir

oleh -121 Dilihat
Rombongan pejabat Pemprov Bengkulu dan instansi terkait tinjau alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.(Foto /Dokumen)
Rombongan pejabat Pemprov Bengkulu dan instansi terkait tinjau alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.(Foto /Dokumen)

Bengkulu- Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, sebuah wilayah terluar di Samudera Hindia di Provinsi Bengkulu terancam terisolasi akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu sejak Januari 2025.

Kondisi ini sebabkan Kapal Ferry Pulo Telo yang melayani angkutan penumpang, BBM dan sembako ke Pulau Enggano dan sebaliknya berhenti total, karena kapal tidak bisa masuk ke pelabuhan Pulau Baai karena alami pendangkalan serius.

Pendangkalan semakin parah dalam sepekan terakhir saat kapal Ferry Pulo Telo tidak mampu keluar dari kolam dermaga Pulau Baai, Bengkulu karena sendimentasi pasir yang masuk ke pelabuhan diperkirakan jutaan meter kubik.

Amli Kaitora, salah seorang warga Pulau Enggano mengungkap kapal ferry Pulo Telo yang biasa melayani angkutan barsng dan penumpang sejak satu minggu terakhir tak bisa berlayar akibat sendimentasi pasir parah di kolam pelabuhan.

“Kapal ferry harusnya berangkat melayani angkutan penumpang sekitar seminggu lalu namun saat penumpang siap berangkat kapal tidak bisa berlayar akibat dangkalnya alur pelabuhan,” sebut Amli Kaitora, saat menghubungi kompas.com, Sabtu (29/3/2025).

Akinat tertundanya keberangkatan itu ratusan warga Pulau Enggano yang hendak mudik menjadi terlantar di pelabuhan sejak beberapa hari ini. “Warga yang ingin mudik menjadi terlantar di Kota Bengkulu tidak tahu kapan kapal bisa berlayar,” jelasnya.

Amli mengkhawatirkan bila dalam satu bulan alur dangkal tidak lekas dikeruka maka Pulau Enggano terancam terisolasi dengan kekurangan pasokan bahan pokok serta BBM.

“Kami masih beruntung karena seminggu lalu kapal berhasil mengirimkan suplai BBM milik Pertamina dan Sembako saat itu kapal masih bisa keluar pelabuhan meski harus menggunakan manuver zigzag menghindari sendimentasi pasir. Kalau sekarang sendimentasi makin parah,” sebutnya.

Menurut dia kemampuan bertahan masyarakat Pulau Enggano dari BBM dan bahan pokok maksimal 1,5 bulan saja.

“Dengan stok BBM dan Sembako yang baru disuplai dari Kota Bengkulu kemampuan bertahan maksimal 1,5 bulan. Apabila tak ada kapal bisa berlayar lebih dari 1,5 bulan maka bisa dipastikan warga Pulau Enggano bisa terisolasi dengan ketiadaan BBM dan Sembako,” sebut dia.

Selain terancam krisis BBM dan Sembako, hasil bumi dari Pulau Enggano seperti jengkol, pisang, ikan dan lainnya menumpuk busuk serta rusak berimbas ruginya sektor perekonomian warga.

“Hasil bumi dan laut, jengkol, pisang, ikan tak bisa diangkut membusuk sia-sia,” keluhnya. Ia berharap pemerintah dapat mengeluarkan status darurat agar persoalan ini dapat ditangani.

Sementara itu, Kepala Supervisi PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Bengkulu, Radmiadi membenarkan kondisi Pendangkalan alur pelabuhan yang menurutnya sudah terasa sejak Januari 2025.

“Pendangkalan alur pelabuhan sudah kami rasakan sejak Januari 2025 ketika kapal ferry Pulo Telo memiliki panjang 16 meter kesulitan keluar pelabuhan. Lalu pada Maret kapal angkutan sama sekali tak bisa berlayar,” ungkap dia.

Ia menyebutkan pelayaran berhenti total akibat sedimentasi pasir. Pada bulan sebelumnya kapal masih bisa berlayar dengan cara zigzag keluar pelabuhan namun saat pasang laut namun sekarang tidak bisa dilakukan karena sebelah kanan alur akan membentur batu, sebelah kiri akan menghantam pasir.

“Beberapa hari lalu ada kapal yang kandas di sebelah kiri alur pelabuhan karena mencoba zigzag padahal kapal itu ukuran lebarnya lebih kecil dari Pulo Telo,” benernya.

Beberapa kali uji coba kapal keluar alur pelabuhan selalu gagal atas pertimbangan tersebut kapal Pulo Telo berhenti beroperasi.

“Kami merasa kasihan dengan kondisi masyarakat Pulau Enggano karena tidak bisa melayani apalagi pada kondisi jelang lebaran seperti saat ini. Untungnya sepekan lalu kami masih berhasil kirim BBM dan Sembako,” keluhnya.

Pendangkalan alur Pulau Baai menurutnya tidak saja berimbas pelayanan ke Pulau Enggano. Transportasi laut, barang yang keluar masuk Bengkulu juga terhenti. “Kapal suplai Pertamina juga tidak bisa masuk ke pelabuhan untuk kebutuhan Bengkulu jadi sekarang suplai BBM ke Bengkulu gunakan jalur darat semua. Begitu pula pengiriman ekspor batubara, komoditas lain dan CPO sawit ikut terganggu,” sebut dia.

Respon Gubernur

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan dalam “live tiktok” yang dilakukan pada Jumat (29/3/2025) mengatakan menerima keluhan dari berbagai kalangan terkait dangkalnya alur pelabuhan termasuk dari warga Pulau Enggano.
Ia mengatakan atas keluhan itu ia telah memerintahkan Penjabat Sekretaris Daerah menyiapkan surat status darurat terhadap Pulau Enggano. Surat tersebut akan dilayangkan ke pemerintah pusat.

“Gubernur sudah memerintahkan Pj Sekda untuk menyiapkan surat darurat atas Pulau Enggano selanjutnya surat akan ditujukan ke pemerintah pusat agar dapat dilakukan langkah-langkah cepat,” sebutnya di Live tiktok.

Revitalisasi Pelabuhan

Gubernur juga menyebutkan pemerintah pusat dan provinsi akan melakukan revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai pada April 2025 salah satunya yakni menyegerakan pengerukan alur pelabuhan yang mengganggu transportasi laut.

Pemerintah pusat menyiapkan anggaran Rp 1 triliun untuk mendukung revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Proyek ini mencakup pengerukan pintu masuk pelabuhan, yang dinilai krusial bagi peningkatan ekspor dari Provinsi Bengkulu.

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengatakan bahwa pemerintah provinsi tengah menyiapkan regulasi dan aspek teknis bersama PT Pelindo Bengkulu, KSOP Bengkulu, serta Forkopimda Provinsi Bengkulu. Ia menekankan bahwa sebelum tahap pertama revitalisasi dimulai pada 2025, seluruh aspek legal, ekonomi, dan infrastruktur pendukung harus dipastikan siap.

“Saya bersama GM Pelindo melihat situasi ini langsung melaporkan ke Presiden Prabowo. Beruntung presiden kita baik hati beliau merestui anggaran Rp 1 triliun untuk revitaliasi Pelabuhan Pulau Baai,” demikian gubernur.

Pulau Enggano merupakan wilayah terluar Provinsi Bengkulu berada di Samudera Hindia dengan administrasi Kabupaten Bengkulu Utara. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 jumlah penduduk Pulau Enggano sebanyak 4.112 jiwa.

Reporter     : FIR

Editor         : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.