Bengkulu- Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS VII), Medya Ramdan menyatakan pembangunan pengendali banjir Air Bengkulu membutuhkan anggaran Rp 2,8 triliun secara keseluruhan.
Sejauh ini Medya menjelaskan APBN menganggarkan sebesar Rp 100 miliar yang akan digunakan secara optimal untuk mengendalikan banjir di Bengkulu.
“Kejadian banjir menjadi perhatian di Bengkulu ini sering mengakibatkan kerugian material maupun nonmateril seperti kejadian di 2019 dan 2020 dengan dampak yang luar biasa,” kata Medya dalam sosialisasi Pembangunan Pengendali Banjir Air Bengkulu Tahun 2025, Senin (14/4/2025).
Ia mengatakan, banjir tersebut menenggelamkan ribuan hektar kawasan serta pemukiman masyarakat. Berdasarkan detail desain yang pernah diajukan secara keseluruhan memerlukan anggaran Rp 2,8 triliun.
“Rp 2,8 triliun dana yang diperlukan untuk keseluruhan. Tahun ini kami diberikan anggaran Rp 100 miliar, termasuk supervisi namun setidaknya anggaran yang ada ini dapat mengurangi reduksi banjir yang akan terjadi,” papar Medya.
Adapun anggaran Rp 100 miliar tersebut, akan digunakan untuk peningkatan tanggul banjir yang notabenenya Jalan Irian di Kota Bengkulu adalah tanggul banjir. “Jalan itu akan ditinggikan. Jalan Irian itu sebenarnya tanggul banjir,” jelasnya.
Peningkatan jalan akan ditinggikan sekitar 0,5 meter sampai 1,9 meter. Selanjutnya perbaikan pintu-pintu cross drain. Kemudian normalisasi di bagian kawasan atau drainase kota kawasan. Lalu penambahan pompa air sebanyak empat unit.
Ia menegaskan apabila langkah-langkah itu dilakukan maka dapat mengurangi banjir seluas 208 hektar kawasan kota. Selama ini apabila banjir luasan terdampak sekitar 1.500 hektar.
“Jadi mekanismenya air Bengkulu yang masuk ke kakwasan kota akan dipompa ke luar, lalu air yang akan masuk ke kawasan kota ditahan oleh tanggul-tanggul,” demikian Medyan.
Menurut kajian BWSS VII aspek banjir yang kerap melanda Kota Bengkulu disebabkan terbentuknya debit banjir, sedimentasi hal itu dikarenakan berkurangnya tutupan lahan di hulu serta sepanjang sungai dengan luas total 456 kilometer per segi.
Banjir pada 2019 menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencapai 30 orang. Selain itu ribuan rumah terdampak bencana banjir tersebut. Banjir parah juga terjadi pada tahun 2020 dengan jumlah rumah terdampak ribuan unit.
Reporter : FIR
Editor : Usmin