Bengkulu-Pagelaran Budaya Melayu digelar Forum Melayu Rembuk Bengkulu (FMRB) dalam rangka memperingati hari jadi ke-7 di Pendopo Merah Putih, Jumat (5/12/2025).
Acara ini menjadi momentum bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu untuk menegaskan kembali pentingnya menjaga identitas budaya daerah—bukan hanya melalui acara seremonial, melainkan lewat upaya nyata di lapangan.
Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi didampingi istri Ny Dian Fitriani Wahyudi, serta Wakil Wali Kota Ronny PL Tobing, hadir dalam kegiatan tersebut bersama sejumlah unsur Forkopimda, Wakapolda Bengkulu Brigjen Pol Dicky Sondani, Pj Sekda Tony Elfian, para Asisten, Staf Ahli, dan OPD terkait.
Dedy Wahyudi yang juga Ketua Pembina FMRB menegaskan, pelestarian budaya Melayu Bengkulu harus diwujudkan lewat langkah konkret.
Ia menyoroti bahwa budaya daerah hanya akan bertahan jika masuk ke ruang-ruang pendidikan, komunitas, dan aktivitas masyarakat sehari-hari. “Inilah khas Bengkulu. Budaya ini harus kita jaga, kita rawat, jangan pernah lekang dan hilang,” tegas Dedy.
Ia menambahkan bahwa pemerintah bersama FMRB perlu memperkuat program pembinaan budaya, regenerasi pelaku seni, dan pelestarian kearifan lokal agar tidak hilang ditelan zaman. Menurutnya, kekayaan budaya Bengkulu tidak boleh hanya menjadi dekorasi acara formal.
Dedy juga mendorong FMRB untuk semakin solid dan berperan aktif menciptakan ruang-ruang kreatif bagi masyarakat, terutama generasi muda, agar budaya Melayu Bengkulu tetap hidup dan relevan.
Pagelaran budaya ini menjadi pengingat bahwa pelestarian budaya tidak cukup berhenti pada panggung pertunjukan, tetapi membutuhkan keberlanjutan dan kerja bersama agar warisan Melayu Bengkulu benar-benar terjaga.
Editor : Usmin








