OJK Dorong Transformasi Keuangan Digital Aman, Adaptif dan Inklusif

oleh -13 Dilihat
OECD Asia Roundtable on Digital Finance 2025, diselenggarakan OJK berkolaborasi dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), didukung oleh Financial Services Commission (FSC) Koreadi Bali, Selasa Desember 2025.(Foto/Humas OJK)
OECD Asia Roundtable on Digital Finance 2025, diselenggarakan OJK berkolaborasi dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), didukung oleh Financial Services Commission (FSC) Koreadi Bali, Selasa Desember 2025.(Foto/Humas OJK)

Denpasar-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat tata kelola dan inovasi keuangan digital yang bertanggungjawab melalui pengembangan kerangka tokenisasi aset yang adaptif dan inklusif.

Hal tersebut sampaikan Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityas Warada dalam sambutannya pada hari kedua pelaksanaan OECD Asia Roundtable on Digital Finance 2025, disekenggarakan OJK berkolaborasi dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), didukung oleh Financial Services Commission (FSC) Koreadi Bali, Selasa (2/11/2025).

“Kegiatan ini menjadi bagian dari kerja sama strategis antara OJK dan OECD telah jalin erat selama beberapa tahun terakhir melalui dialog kebijakan, kajian, hingga program pengembangan kapasitas sepertis econdment pegawai OJK ke OECD dalam topik keuangan berkelanjutan. Kaloborasi ini kini diperluas untuk mencakup sektor keuangan digital, termasuk kecerdasan artifisial dan aset digital,” kata Mirza.

Selain itu, penyelenggaraan bersama forum ini juga merupakan implementasi dari kerja sama dengan FSC Korea yang telah formalisasi melalui MoU sejak 2016.

Topik diskusi hari kedua mencakup lanskap baru keuangan digital Asia, khususnya pada pemanfaatan Distributed Ledger Technology (DLT), tokenisasi, dan mata uang digital bank sentral (CBDC).

“Perkembanganteknologi, termasuk AI dan tokenisasi, bukan lagi wacana masa depan, melainkan realitas saat ini yang membentuk kembali arsitektur pasar keuangan global,” kata Mirza.

Tumbuh Signifikan

Menurut data terbaru dari berbagai sumber internasional, pasar tokenisasi global diperkirakanakan tumbuh signifikan dari 0,6 triliun dolar AS menjadi 18,9 triliun dolar AS pada tahun 2033, dengankawasan Asia Pasifik menjadi pusat pertumbuhan dengan laju tahunan lebih dari 21 persen.

Di tengah perkembangan ini, Asia juga tercatat sebagai wilayah dengan adopsi tertinggi terhadap layanan keuangan digital, termasuk aset kripto, stablecoin, dan decentralized finance

Di Indonesia, OJK telah mengambil langka konkret melalui pelaksanaan regulatory sandbox terhadap model bisnis tokenisasi dengan fokus pada tokenisasi aset nyata seperti emas, properti, dan surat berharga negara.

Beberapa model bisnis telah dinyatakan lulus sandbox pada tahun ini dan menunjukkan antusiasme pasar terhadap kepemilikan fraksional dan ambang investasi yang lebih rendah.

Kepala Eksekutif Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD) Hasan Fawzi menyampaikan bahwa forum hari ini menjadi kesempatan berharga untuk saling bertukar gagasan, berbagi praktik terbaik, dan memperkuat sinergi dalam pengembangan tokenisasi, baik di tingkat regional maupun global.

Melalui kerja sama yang berkelanjutan, OJK optimistis bahwa inovasi keuangan digital dapat terus tumbuh secara inklusif, bertanggungjawab, dan tangguh  dalam menghadapi tantangan masa depan. “Kita perlu terus mendorong inovasi yang bertanggungjawab yang mampu menyeimbangkan pertumbuhan dengan pelindungan konsumen, integritas pasar dan stabilitas sistem keuangan,” kata Hasan.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan OECD Asia Roundtable on Digital Finance 2025, OJK menekankan pentingnya kaloborasi antara regulator, pelakuindustri, dan organisasi internasional dalam membangun masa depan keuangan digital yang tangguh.

Forum ini menjadi momentum berharga untuk saling bertukar gagasan, berbagi praktik terbaik, dan memperkuat sinergi regional dalam pengembangan tokenisasi dan inovasikeuangan digital.

Kegiatan ini dihadiri lebih dari 40 perwakilan dari regulator di luar Indonesia, pelaku industry global dan pakar di bidang keuangan digital yang berasal dari berbagai negara.

Seluruh rangkaian acara secara resmi ditutup oleh Head of Financial Markets OECD Fatos Coc bersama Kepala Eksekutif Pengawasan IAKD OJK, Hasan Fawzi. Melalui kerja sama yang berkelanjutan, OJK optimistis bahwa inovasi digital dapat tumbuh secara inklusif, bertanggungjawab, dan adaptif terhadap tantangan global.

 

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.