Kelangkaan BBM di Bengkulu Semakin Parah, Pedagang Eceran Jual Pertalite Rp 20.000 dan Pertamax Rp 25.000/Liter

oleh -77 Dilihat
Antrean panjang mobil dan sepeda motor di salah satu SPBU di Kota Bengkulu untuk membeli BBM. Ini terjadi karena pasokan BBM ke SPBU terlambat dari jadwal biasa akibat bahan bakar didatangkan Pertamina dari provinsi tetangga Semsel dan Jambi.(Foto/Ist)
Antrean panjang mobil dan sepeda motor di salah satu SPBU di Kota Bengkulu untuk membeli BBM. Ini terjadi karena pasokan BBM ke SPBU terlambat dari jadwal biasa akibat bahan bakar didatangkan Pertamina dari provinsi tetangga Semsel dan Jambi.(Foto/Ist)

Bengkulu-Kelangkaan semua jenis bahan bakar minyak (BBM) di Bengkulu semakin parah, akibat pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, hingga kini belum ada titik terang pengerukan secara serius oleh PT Pelindo Regional 2 Bengkulu.

Masyarakat Bengkulu untuk mendapatkan BBM terpaksa harus rela berjam-jam di SPBU menunggu pasokan dari Lubuklinggau, Sumsel, dan Jambi. Pasalnya, kebutuhan BBM di Bengkulu sementara didatangkan dari kedua daera tersebut.

Meskipun sudah berhari-hari mengantre di SPBU belum tentu dapat minyak jika berada dibaring paling jauh. Bahkan, acapkali warga sudah mengantre berjam-jam pada giligan akan mengisi stok BBM sudah habis.

Hal ini terpaksa dilakukan masyarakat Bengkulu untuk mendapatkan BBM di pengecer Pertamina Mini juga tidak ada stoknya meski ada terbatas dan harganya untuk Pertalite dijual Rp 20.000/liter dan Pertamax Rp 25.000/liter.

Mayoritas masyarakat pengguna sepeda motor jika mendatangi SPBU kosong terpaksa membeli di pengecer meski harganya dua kali lipat dari biasanya. “Saya terpaksa beli BBM Pertalite di pengecer dengan harga Rp 20.000/liter. Saya datang ke SPBU stok kosong, daripada tidak bisa jalan beli aja di pengecer,” ujar Martin (45), warga Bengkulu, Senin (26/5/2025).

Ia mengatakan, meski harga BBM di pengecer selangit tapi pembelinya cukup banyak. Bahkan, harus antrean dan dijatih masing-masing sepeda motor boleh beli 1 liter. Ini dilakukan pedagang agar pembeli kebagian semua.

“Kasihan kalau pembeli kita layani seperti selama ini, ada di antara yang tidak dapat BBM. Jadi, BBM yang kita bagi rata setiap pembeli kita kasih jatah 1 liter dengan harga Rp 20.000/liter,” kata salah seorang pengecer BBM di Kota Bengkulu.

Meski harga BBM di pedagang pengecer selangit, tapi hanya beberapa pedagang saja yang masih memiliki stok. Sedang pedagang lainnya tidak berjualan BBM lagi, karena tidak ada stok lagi, menyusul pasokan BBM dari Pertamina tidak berjalan lancar.

Kapal Keruk Tiba

Menyikapi pendangkalan pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, Gubernur
Bengkulu, Helmi Hasan, meyakinkan persoalan pendangkalan alur akan segera teratasi dengan tibanya kapal keruk berkapasitas besar Costa Fortuna III.

Ia menjelaskan, dari hasil rapat bersama pihak PT Pelindo II dan Tim Teknik PT Rukindo yang melakukan pengerukan, diketahui pengerjaan akan dimulai pada 29 Mei mendatang.

“Teknisnya sudah dimulai sekarang, eksekusinya dimulai 29 Mei. Kapal keruknya besar dan pipa-pipa pun besar, sehingga prosesnya akan lebih cepat dari yang kemarin insyaallah,” ujar Helmi saat ditemui usai rapat bersama Pelindo di Kantor Gubernur, Senin (26/5/2025).

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tidak panik terutama dalam menyikapi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Seperti diketahui, kelangkaan BBM ini sebagai salah satu akibat pendangkalan alur Pulau Baai yang membuat kapal yang memuat BBM tidak dapat beroperasi.

“Kuota BBM sudah saya minta. Surat sudah kita layangkan, insyaallah ada penambahan kuota BBM. Sehingga kepada seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu jangan panik, insyaallah stoknya aman. Kita juga akan menggelar razia untuk mendeteksi adanya mafia BBM atau sejenis,” ujarnya.

Di sisi lain, Tim Teknik PT Rukindo, Deni menjabarkan, saat ini pihaknya melakukan intalasi dan pengecekan pipa yang dibawa dari Batam menuju Bengkulu tersebut.

“Menyampaikan waktu pengerjaan itu sebetulnya tidak mudah, karena butuh proses. Pipa kami aja panjangnya 460 meter dan satu persatu antar sambungan harus kita cek.

Di pipa itu ada sekitar 24 baut, kita pastikan baut itu kencang dan tidak ada pipa yang bocor. Belum lagi pipa darat ada 21 batang,” papar Deni seraya menambahkan, bila cuaca mendukung tanggal 29 Mei pipa sudah terpasang dan 30 Mei sudah mulai pengerukan.

Volume pasir yang akan dikeruk sebanyak 263 ribu kubik. Diperkirakan kapasitas pengerukan pasir sekitar 20 ribu kubik perhari, sehingga butuh waktu 13 hari untuk penyelesaian pengerukan.

“Saat pengerukan pun tidak langsung keruk, ada proses izin dulu. Kalau tidak ada kendala tanggal 30 Mei sudah mulai. Target pengerjaan selama 13 hari,” tambahnya.

Ia juga menyebut pasir yang dikeruk tersebut akan disisihkan ke lokasi abrasi. “Seperti yang sudah disepakati bersama Kementerian Lingkungan Hidup, pembuangan pasir akan dilakukan di area abrasi. Kita idak akan buang sembarangan, karena akan mencemari perairan,” demikian Deni.

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.