Bengkulu- Alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu terancam kembali mendangkal, karena diduga kegiatan pengerukan yang dilakukan PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, saat ini diduga mandek alias mecet.
Sementara itu, hingga pertengahan Agustus 2025 lalu, kedalaman alur baru mencapai 2,9 meter dari target pengerukan tahap pertama sedalam 4 meter sesuai yang dijanjikan manejemen PT Pelindo.
Kondisi ini membuat para pelaku logistik dan pengguna jasa pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu cewa berat. Hal ini terjadi karena kapal ukuran besar tidak bisa masuk ke pelabuhan tersebut, karena jika dipaksakan kapal kandas.
Bahkan, kapal ukuran kecilpun ketika akan keluar dan masuk ke pelabuhan ini harus menunggu air pasar besar agar kapal tersebut, tidak kandas. Selain itu, kapal harus mengurangi muatannya.
“Sejak alur pelabuhan Pulau berhasil dibuka sudah beberapa kapal kandas karena kedalaman alur masih dibawa 3 meter. Padahal, kapal tersebut sudah mengurangi muatan,” kata sumber Harapan Baru News, di Bengkulu, Rabu (20/8/2025).
Dijelaskan, pada 3 Agustus 20925 lalu, telah terjadi insiden terhadap 2 kapal di depan lantera merah pintu alur, SPOB BSP XXX mengalami kerusakan kemudi kiri saat keluar alur.
Berikutnya pada 4 Agustus 2025, SPOB Bahari Maju II rusak pada kedua kemudi, pondasi bengkok, serta lambung bocor saat masuk alur. Akibatnya, pemilik kapal sementara menghentikan operasional ke Pulau Baai.
Sementara Capt Yudi Hernawan, Deputi Manajer Pemanduan SPJM Bengkulu, menegaskan kondisi alur yang menyempit sangat berbahaya bagi manuver kapal.
Dengan demikian, pemanduan kapal pun dihentikan sementara menunggu instruksi KSOP Bengkulu. Dampaknya, aktivitas pelabuhan melambat dan distribusi logistik tersendat, mengancam denyut ekonomi daerah, seperti dikutif dari RRI.co.id, Rabu (20/8/2925).
Sebelumnya Pelindo Regional 2 Bengkulu menjanjikan kedalaman alur empat meter, seperti pernah disampaikan General Manager PT Pelindo Regional 2 Bengkulu S. Joko, dimana untuk proses pengerukan akan dilakukan bertahap, sesuai rencana revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai.
Hanya saja sejauh ini terpantau realisasinya masih jauh dari harapan para pelaku usaha jasa pelabuhan. Untuk itu, pengusaha pengguna jasa, komunitas maritim, hingga asosiasi pelayaran mendesak evaluasi menyeluruh dan percepatan pengerjaan pengerukan alur.
“Tanpa solusi cepat, Pulau Baai bisa kehilangan daya saing. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi juga ekonomi Bengkulu,” kata Wakil Ketua INSA Bengkulu, Edi Hariyanto.
Edi juga meminta keseriusan pihak Pelindo untuk menyelesaikan pengerukan alur, sehingga aktifitas bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu bisa kembali normal.
Editor : Usmin