Bengkulu– Daun kelor sangat bermanfaat bagi manusia untuk mencegah balita terkena stunting atau gagal tumbuh, karena tanaman ini dapat dijadikan obat herbal selaim dapat mencegah stunting juga dapat digunakan cegah penyakit kanker dan menjaga tekanan darah tinggi.
Daun kelor sangat baik bagi kesehatan karena mengandung antioksidan dan berbagai nutrisi lainnya. Dimana antioksidan dalam daun kelor memiliki kandungan berupa vitamin C, beta karoten, quercetin, dan chlorogenic acid.
Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung di dalamnya. Selain antioksidan, daun kelor juga mengandung vitamin dan mineral, antara lain Vitamin B6, Vitamin B2, Vitamin C, Vitamin A, zat besi, dan Magnesium. Tidak hanya itu, satu mangkuk daun kelor (sekitar 21 gram) mengandung protein nabati, sebanyak dua (2) gram.
Orang dari negara luar telah memanfaatkan daun yang dikenal di Bengkulu sebagai “daun remunggai” itu hingga sampai ke belahan negara tropis hanya untuk mendapatkan daun yang kaya akan manfaat,” kata Plt. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah kepada wartawan di Bengkulu, pekan ketiga Mei 2023 belum lama ini.
Kelor dengan Gizi tinggi
Sebanyak 100 gram daun kelor kering mengandung protein dua kali lebih tinggi dari yoghurt, vitamin A tujuh kali lebih tinggi dari wortel, kalium tiga kali lebih tinggi dari pisang, kalsium empat kali lebih tinggi dari susu, dan vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk.
Tak hanya zat gizi penting di atas, daun kelor juga mengandung vitamin B6, zat besi, magnesium, serta riboflavin B2. Daun kelor memiliki efek samping yakni mengandung kadar antinutrien yang tinggi. Apabila dikonsumsi berlebihan, asupan ini dapat mengurangi penyerapan mineral dan protein. Untuk mencegah efek negatifnya, Anda disarankan mengonsumsi daun kelor bersama makanan bergizi lain agar kecukupan nutrisi tetap terjaga,” sebutnya.
Dari beberapa keunggulan daun kelor, di beberapa negara Eropa, Timur Tengah dan Amerika Serikat (AS) mengincar daun kelor sebagai bahan superfood yaitu bahan pangan. Perlu diketahui, superfood adalah pangan fungsional yang bernilai gizi tinggi dan kaya antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan, kata Iqbal.
Selain daun kelor, bahan pangan yang dikenal dengan superfood lainnya yakni diantaranya ganggang chlorella, goji berry, spirulina, cokelat, wheat grass, camu camu, dan acai. Kelor sudah digunakan di banyak negara yang menderita malnutrisi, stunting, yang kemudian sudah lepas dari masalah itu. Kelor diakui WHO dan FAO mampu menangani malnutrisi,” sebut Iqbal.
Diantara manfaat daun tersebut bagi kesehatan adalah dapat menurunkan gula darah, juga mengurangi peradangan. Sejumlah penelitian menunjukkan, manfaat daun kelor efektif menurunkan kadar gula darah.
“Para ilmuwan meyakini hal itu berasal dari senyawa antioksidan isothiocyanate dalam daun kelor. Salah satu studi melibatkan 30 wanita yang mengonsumsi 1,5 sendok teh bubuk daun kelor per hari selama tiga bulan. Hasilnya, kadar gula darah puasa mereka turun rata-rata sebesar 13,5 persen. Studi kecil lainnya melibatkan enam penderita diabetes yang diberi 50 gram daun kelor dalam menu makanannya. Hasilnya, kadar gula darah mereka dapat turun 21 persen”.
Mengurangi Peradangan
Selain menurunkan gula darah, kandungan senyawa isothiocyanate pada daun kelor juga potensial untuk membantu mengurangi peradangan. Peradangan adalah respons alami tubuh ketika menghadapi infeksi atau cedera. Pengidap penyakit kronis seperti jantung dan kanker umumnya juga mengalami peradangan. Perlu diketahui, manfaat daun kelor untuk mengatasi peradangan dibuktikan pada uji laboratorium dan penelitian pada hewan. Diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia terkait efek antiperadangan daun kelor.
Berbeda sekali dengan masyarakat kita dalam pemanfaatan daun kecil dari pohon kelor tersebut. Pohonnya banyak tumbuh liar di pekarangan rumah yang hanya menjadi pagar batas tanah. Padahal pohon kelor yang memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan telah dikenal hingga mendunia. Dari daunnya yang kecil terdapat kandungan protein yang memiliki kandungan zat besi.
“Dari kandungan daun kelor yang merupakan sayuran kaya akan manfaat bagi tubuh, salah satunya dapat mencegah potensi stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak anak akibat kekurangan gizi”.
Langkah awal yang perlu dilakukan dengan mensosialisasikan kembali manfaat daun remunggai alias kelor di tengah masyarakat secara masif atau dilakukan edukasi secara utuh dan berkesinambungan, ujar Iqbal.
Ditambahkan Iqbal, pencegahan stunting melalui pemanfaatan fungsi kandungan daun kelor itu merupakan bentuk aksi intervensi sensitif dari sektor hulu. Yang dapat disampaikan kepada keluarga yang berpotensi berisiko stunting. Yakni keluarga dengan kelompok remaja, ibu hamil dan ibu pasca melahirkan dan anak bayi dibawah dua tahun (baduta).
Gerakan 3M
Ia mengajak masyarakat khususnya warga di Bengkulu untuk membudayakan Gerakan 3M (Menanam, Memasak dan Mengonsumsi) daun kelor. “Mari kita jadikan kelor sebagai kebutuhan untuk kesehatan tubuh”, imbuh Iqbal.
Yang tidak kalah penting kata Iqbal, upaya pencegahan stunting dimulai dengan merubah perilaku keluarga untuk hidup sehat. Sehat makan dan sehat lingkungan serta hindari pernikahan usia anak dibawah 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun pria. Pada usia tersebut remaja telah memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap kesehatan reproduksi.
Menurut salah seorang ibu muda di Kota Bengkulu, Mashito (29) menuturkan pengalamannya tentang manfaat daun kelor. Ia mengonsumsi daun kelor dijadikan sebagai sayur untuk menambah air susu ibu (ASI) pasca lahir.
“Selama tiga hingga empat bulan saya mengonsumsi sayur daun kelor dan manfaatnya amat terasa pada perkembangan anak saya. Baik pertumbuhan fisik hingga kecerdasan otak telah terlihat pada usia anak yang baru berusia 20 bulan”, tuturnya.
Manfaat yang dirasakannya dari beberapa aktifitas anaknya seusia itu dengan kecerdasan yang jauh berbeda dari anak seusianya. “Ia mudah mengingat, memiliki kemampuan untuk mengucap kata-kata yang lebih jelas dan lantang, dengan mengonsumsi daun kelor dirasakan anak sangat aktif yang menandakan ia sehat, sebutnya. (irs)