Bengkulu- Menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, meningkatkan pengawasan stok bahan kebutuhan pokok (sembako) untuk mencegah terjadinya kenaikan inflasi di wilayah ini.
“Menghadapi Natal dan Tahun Baru 2026, Pemprov Bengkulu, dan instansi terkait meningkatkan pengawasan terhadap stok bahan pokok di daerah ini, guna mencegah terjadinya kenaikan inflasi,” kata Penjabat Sekdaprov Bengkulu, Herwan Antoni ketika membuka dan memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) High Level Meating Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), di Bengkulu, Senin (15/12/2025).
Acara yang dipasilitasi Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu ini, dihadiri sejumlah bupati, wali kota se-Bengkulu, instansi vertikal terkait dan para kepala OPD lingkung Pemprov Bengkulu, Plt Dirut Bank Bengkulu, dan perwakilan perbankan yang ada di daerah ini.
Bupati di Bengkulu yang hadir dalam rapat tersebut, antara lain Bupati Rejang Lebong, M Fiktri, Bupati Bengkulu Selatan, Rivai Tajudin, Bupati Mukomuko, Hoirul Huda, Wakil Bupati Kepahiang, M Hafiz. Sedangkan Bupati, Kaur, Bupati Lebong, Bupati Bengkulu Tengah, Bupati Bengkulu Utara, Bupati Seluma dan Wali Kota Bengkulu diwakilkan kepada Sekda dan Kepala Dinas setempat.
Ia mengatakan, untuk menjaga kestabilan harga menghadapi Natura, Pemprov Bengkulu dan instansi terkait akan melakukan pemantuan stok sembako dan tingkat harga di pasar-pasar yang ada di kabupaten dan kota.
Hal ini dilakukan jika stok tipis dan harga meningkat, maka segera dilakukan penambahan stok, sehingga harga dapat dikelndalian dan tidak mengalami kenaikan. “Seluruh OPD terkait akan dikerahkan untuk melakukan monitoring stok dan harga sembako menjelang Natura,” ujarnya.
Meski demikian, Pemprov Bengkulu telah melakukan pasar murah sembako di sejumlah kabupaten dan kota untuk mengendalikan harga agar tidak melonjak mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru di Bengkulu.
Pemprov Bengkulu berharap dengan adanya kegiatan pasar murah ini, meski terjadi kenaikan permintaan sembako dari masyarakat, tapi harga tidak melonjak, sehingga inflasi dapat terkendali.
Herwan menambahkan, TPID Provinsi Bengkulu telah menjalin kerja sama dengan sejumlah provinsi yang memiliki kinerja baik dalam pengendalian inflasi. Kerja sama tersebut dinilai penting mengingat inflasi di Bengkulu kerap dipengaruhi oleh kerentanan pasokan.
Sebab, sebagian besar barang kebutuhan pangan di Bengkulu, masih dipasok daru luar daerah, seperti bawah merah dari Brebes, telur dari Medan dan Padang, serta barang kebutuhan lainnya.
Dengan demikian, jika barang tersebut pasokannya ke Bengkulu, tidak lancar akan berdampak pada kenaikan harga. Karena itu, pasokan barang pangan ke daerah ini terus dipantau agar tidak terjadi kemacetan, khususnya menghadapi Naturan.
Terkait cuaca ekstem melanda Bengkulu saat ini, hal ini dapat mempengaruhi kelancaran distribusi logistik dan pasokan pangan ke wilayah ini. Berdasarkan prediksi, wilayah Bengkulu masih berpotensi mengalami curah hujan tinggi dan angin kencang.
Menyikapi hal ini, Pemprov Bengkulu dan instansi terkait telah melakukan berbagai antisipasi, di antaranya memastikan pasokan sembako ke daerah ini berjalan lancar, dan stok kebutuhan masyarakat dalam keadaan aman hingga beberapa bulan kedepan.
Selain itu, Herwan juga meminta masyatakat Bengkulu untuk mewaspadai terhadap potensi siklon. Meskipun berharap segera menjauh dari Bengkulu, tapi kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas, terutama di daerah rawan banjir dan longsor,” ujarnya.
Dalam akhir sambutanya Sekda Herwan Antoni mengatakan, pentingnya memanfaatkan layanan digital dalam pelayanan publik, mulai dari penggunaan QRIS, kartu kredit untuk kelancaran transaksi bisnis, belanja dan pembayaran pajak.
Pelayan publik melalui digitalisasi kata Herwan bukan saja memangkas waktu pelayanan, tetapi juga meningkatkan akurasi dan transparansi dalam pengelolaan keuangan.
Editor : Usmin








