Bengkulu-Bulan Suci Ramandan 1445 Hijriyah kali ini membawa keberuntungan para petani kopi di Provinsi Bengkulu, karena di saat mereka panen harga komoditas ekspor non migas melejit dari Rp 35.000 menjadi Rp 48.000/kg.
Bahkan, harga biji kering kopi kualitas ekspor saat ini mencapai Rp 50.000-Rp 60.000/kg. “Alhamdulillah musin panen kopi kali ini membawa keberuntungan bagi petani karena harganya melonjak hingga Rp 48.000/kg,” kata Herman (38), petani kopi asal Kepahiang, di Bengkulu, Rabu (13/3/2024).
Ia mengatakan, puncak panen kopi di Bengkulu, diperkirakan sekitar bukan Mei dan Juni. Saat ini, petani baru mulai melaksanakan panen, sehingga produksi kopi yang dihasilkan di daerah ini masih relatif sedikit.
“Musim panen kopi di bulan Ramandan ini membawa keberuntungan karena harganya mahal, sehingga petani kopi tidak kesulitan mengatasi kebutuhan keluarga selama bulan puasa ini, karena hasil panen kopi lumanya,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan petani kopi lainnya. Sulaiman (47), warga Lintang Empat Lawang, Sumsel. Ia mengatakan, meski harga kopi pada musim panen sekarang harganya mahal mendekati Rp 50.000/kg, tapi buah kopi petani kurang begitu banyak atau lebat.
Dengan demikian, katanya meski harga kopi mahal, tapi kurang menguntungkan petani karena tidak diiringi produksi hasil panen kopi. Namun, dia tetap bersyukur meski buah tidak lebat, tapi karena harga mahal pendapatan musim panen kali lumayan dibanding tahun lalu.
“Saya berharap harga kopi terus meningkat, sehingga nasib petani kopi di Bengkulu, akan semakin bersinar ke depan. Soalnya, jika hasil panen bagus maka dipastikan pendapatan petani akan meningkat dari sebelumnya.
“Bayangkan jika hasil panen kopi 2 ton saja dengan harga Rp 50.000/kg, maka petani akan memperoleh pendapatan kotor sekitar Rp 100 juta. Penghasilan ini jika dipotong ongkos produksi dan sebagainya sekitar Rp 35 juta, maka pendatang bersih petani Rp 65 juta/tahun,” ujarnya.
Bahkan, bagi petani yang memiliki kubun kopi lebih dari 2 hektare, maka penghasilan bersih bisa di atas Rp 100 juta. “Harga kopi mahal saat ini kesempatan bagi petani untuk mendapatkan uang banyak dari hasil pane. Soalnya, baru kali ini harga biji kopi tembus kisaran Rp 50.000/kg,” ujarnya.
Harapan senada diungkapkan petani lain, Aprizal (52), warga Bengkulu. Ia berharap harga kopi usai Ramadan masih bertahan dengan harga Rp 48.000/kg. Soalnya, tanaman kopi miliknya baru mulai panen diawal April mendatang.
“Sekarang buah kopi saya masih banyak yang belum merah dan diperkirakan akan masak dan merah semua pada bulan April mendatang. Saya berharap harga kopi tetap bertahan sehingga saat panen nanti lumayan dapat uang,” ujarnya.
Meski buah kopinya baru sebagian masak, kata Aprizal tapi sudah diguyur panenya dengan memilih buah yang masak dan buahnya sudah merah. “Ini dilakukan untuk membeli sembako kebutuhan dan lainya pada bulan Ramadan 1445 Hijriyah,” ujarnya.
Harga biji kopi yang dipanen buahnya merah harganya lebih mahal dibanding kopi dipanen serentak. Harga biji kopi dipanen sudah merah di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu tembus dikisaran Rp 90.000/kg.
“Jadi, sebenarnya lebih menguntungkan panen dengan memilih biji kopi tua dan merah dibanding panen serentak. Tapi, tidak mungkin kita panen kopi dilakukan memilih yang tua saja, karena waktu panen jadi lama,” ujarnya.
Jika panen kopi terlalu lama selain biaya kos tinggi juga buah kopi yang sudah matang bisa dicuri orang pada malam hari. “Apa lagi harga kopi mahal, terlambat sedikit buah kopi kita yang sudah matang bisa panen orang lain alias dicuri pada malam hari,” ujarnya.(min)