BKKBN Bengkulu Gelar “Merdeka Stunting” Sasar Keluarga Balita Gizi Buruk

oleh -530 Dilihat
Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, M Iqbal Apriansyah memberikan bingkisan kepada salah seorang warga yang memiliki balita. Bantuan ini diberikan dalam upaya mencegah balita terpapar stunting.(Foto HB/Idris)
Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, M Iqbal Apriansyah memberikan bingkisan kepada salah seorang warga yang memiliki balita. Bantuan ini diberikan dalam upaya mencegah balita terpapar stunting.(Foto HB/Idris)

Bengkulu- Untuk menekan kasus stunting di Kota Bengkulu, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu bersama pemerintah kota menggelar gerakan merangkul dengan Empati Keluarga Stunting (Merdeka Stunting) di daerah ini.

Gerakan ini berlangsung di Kelurahan Jembatan Kecil, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu, dengan menyasar sebanyak 10 keluarga memiliki anak bayi dua tahun (baduta) terpapar stunting alias gizi buruk di daerah tersebut.

Gerakan tersebut dilaksanakan dalam rangkaian peresmian Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Kelurahan Jembatan Kecil, Kecamatan Singaran Pati sebagai kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat di kampung KB baru, Jumat (14/7/2023).

Hadir pada aksi merdeka stunting, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti, Kepala Dinas DP3APPKB Kota Bengkulu, Dewi Dharma mewakili Sekretaris Daerah Kota Bengkulu, Arif Gunadi, dan Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, serta beberapa pejabat di lingkup DP3APPKB dan BKKBN Provinsi Bengkulu.

Deputi KS-PK BKKBN RI Nopian Andusti menyerahkan langsung bantuan makanan tambahan gizi bagi baduta berpotensi stunting. Dari sasaran sebanyak 10 orang diantaranya keluarga bayi AL (10 bulan), tian 1,7 bulan dan Rn (2,3) tahun dengan kondisi berat dan panjang badan masih patut untuk didampingi karena dibawah standar kesehatan anak seumurnya.

Disela penyaluran bantuan “Merdeka Stunting”, Nopian kepada wartawan menyampaikan bahwa pencegahan stunting harus dilakukan secara konvergensi seperti yang telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Ada 10 langkah pencegahan stunting pada anak. Pertama, perbaiki stunting sebelum usia 2 tahun. Kedua, berikan air susu ibu yang lengkap. Ketiga, memperbaiki masalah menyusui. Dan keempat, memberikan makanan olahan protein hewani dan makanan pendamping ASI.

Selain itu, perlunya pemberian imunisasi secara rutin dan tuntas serta memantau perkembangan anak, ujar Nopian.Saat penyerahan bantuan Nopian didampingi Pemerintah Kota Bengkulu Kadis DP3APPKB, Kepala Pemerintahan Kecamatan Singaran Pati, Kepala Pemerintahan Kelurahan Jembatan Kecil Lilis Suryani, SP.

Lurah Jembatan Kecil Lilis Suryani menyebutkan, Jembatan Kecil dengan penduduk mencapai 1000 jiwa lebih tersebar di 11 rukun tetangga dan tiga wilayah rukun warga. Kegiatan yang berlangsung di wilayahnya itu diharapkan menjadi edukasi secara luas kepada masyarakat.

Kepala Dinas DP3APPKB mewakili Sekda Kota Bengkulu Hj. Dewi Dharma,. M.Si menyebutkan, dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia, permasalahan stunting mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktifitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Melalui langkah penyaluran bantuan itu diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting di Kota Bengkulu yang masih sebesar 12,9 persen pada 2022 lalu, kata Dewi. Selain pemberian bantuan kepada keluarga berisiko tersebut, pemerintah kota juga mengembangkan program Dashat, yaitu dapur sehat atasi stunting.

Dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting, setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif berupa pemberian makanan yang berasal dari pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan. Dewi menambahkan, Kota Bengkulu terdapat 67 kelurahan dan sembilan kecamatan hingga saat ini telah mengembangkan sebanyak 18 kampung KB dan didalamnya terdapat 11 kampung KB yang telah mengembangkan program Dashat, kata Dewi

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,  menyampaikan bahwa penyaluran bantuan bahan pangan bagi keluarga terpapar gizi buruk merupakan aksi kolaboratif keluarga besar BKKBN sebagai wujud peduli dan empati terhadap sesama anak bangsa yang perlu mendapat bantuan agar dapat sejajar kesehatannya dengan warga lain.

Disamping itu, penanganan stunting telah dituangkan dalam Perpres untuk dapat dilakukan secara bersama-sama oleh banyak pihak baik intervensi spesifik maupun sensitif. Berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.

Plt Kepala BKKBN Bengkulu Iqbal menambahkan, hingga saat ini kampung KB di Provinsi Bengkulu mencapai 326 kampung KB yang tersebar di sepuluh kabupaten dan kota. Dari kampung KB sebanyak itu terdapat kampung KB dasar sebanyak 231, berkembang sebanyak 31 kampung KB. Dan dari statusnya terdapat kampung kategori mandiri sebanyak 19 kampung, 45 kampung KB kategori berkelanjutan, demikian Iqbal. (irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.