Bengkulu- Untuk menekan kasus stunting di Provinsi Bengkulu, anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati, pada tahun 2022 ini melakukan sosialisasi stunting dengan menyasar 20 desa kampung keluarga berkualitas (KB), tersebar di sejumlah kabupaten dan kota daerah ini
Salah satu Kampung KB menjadi sasaran sosialisasi penurunan stunting oleh politisi PDI-P ini, Desa Pasar Pino, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan. Acara sosialisasi stunting di Kampung KB, Desa Pino dihadiri sekitar 200 orang peserta berasal dari kelompok keluarga muda dan remaja.
Sosialisasi penurunan stunitng yang dilakukan anggota DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati tersebut, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bengkulu Selatan, Sukarni Dunip, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Pengendalian Pendudukan, Perlindungan Anak (DPPKB P3A) Kabupaten Bengkulu Selatan, Ferry Kusnadi, dan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi
Elva Hartati mangatakan, dalam menekan potensi stunting di tengah masyarakat perlu dilakukan intervensi dari sektor hulu dengan pola asuh, pemberian gizi dan fasilitas lingkungan yang bersih dan sehat.
“Ada tiga kelompok krusial yang perlu intervensi gizi dari sektor hulu, yakni remaja, ibu hami dan ibu menyusui pasca melahirkan. Hal ini dilakukan agar anak mereka terhindar dari ancaman gagal tumbuh alias stunting,” katanya ketika melakukan sosialisasi stunting di Kampung KB Desa Pino, Kecamatan Pino, Bengkulu Selatan, Senin (8/8/2022).
Dijelaskan, pemenuhan gizi bagi kelompok krusial tersebut, pemerintah telah melaksanakan program dapur sehat atasi stunting (Dashat) di setiap desa. Untuk menyukseskan program ini, Elva Hartati mengajak pemerintah desa untuk mengoptimalkan peran pemdes melalui alokasi Dana Desa (DD).
“Dana Desa (DD) dapat digunakan untuk mengatasi pemunuhan gizi bagi kelompok krusial dan penyediakan fasilitas lingkungan yang bersih dan sehat di desanya, seperti pembangunan jamban keluarga bagi warga kurang mampu,” ujarnya.
Bangun Jamban Keluarga
Hal senada diungkapkan Sekda Bengkulu Selatan, Sukarni Dunip. Ia mengatakan, dalam menangani kasus stunting di daerah ini, pemda setempat melalui sejumlah instansi teknis bidangnya telah berkolaborasi program, seperti telah melakukan gotong royong membangun jamban keluarga untuk keluarga kurang mampu.
Selain itu, Pemkab Bengkulu Selatan bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) setempat, telah membangun rumah layak huni bagi keluarga miskin. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir berkembangnya potensi stunting kabupaten ini.
“Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat sebanyak 158 desa dan kelurahan. Sekitar 50 persen keluarga di kabupaten ini berpotensi terpapar kasus stunting. Karena itu, upaya penekanan kasus stunting terus dilakukan dengan aksinya di lapangan,” ujarnya.
Sukarni mengimbau keluarga pasangan usia subur di Bengkulu Selatan, agar tidak meninggalkan program KB dengan menggunakan kontrasepsi. Imbauan ini disampaikan mengingat KB telah banyak memberikan kontribusi terhadap pembangunan kependudukan menuju keluarga kecil dan sejahtera.
“Tidak tepat jika masih ada keluarga yang memegang kokoh pepatah lama banyak anak banyak rezeki. Karena itu, bagi pasangan usia subur agar tetap aktif menjadi peserta KB sehingga tercipta keluarga kecil bahagia dan sejahtera,” ujarnya.(rs)