Alami Pendangkalan Alur, Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu Terancam Lumpuh

oleh -143 Dilihat
Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah (tengah) didampingi Ketua DPRD Bengkulu, Sumardi (paling kiri) dan Kapolda Bengkulu, Irjen Pol Anwar memimpin rapat di kantor Pelindo Regional II Bengkulu membahas pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, Jumat 27 Desember 2024.(Foto-Humas Pemprov Bengkulu)
Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah (tengah) didampingi Ketua DPRD Bengkulu, Sumardi (paling kiri) dan Kapolda Bengkulu, Irjen Pol Anwar memimpin rapat di kantor Pelindo Regional II Bengkulu membahas pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, Jumat 27 Desember 2024.(Foto-Humas Pemprov Bengkulu)

Bengkulu- Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah meminta pihak PT Pelindo Regional II Bengkulu, selaku pengelola Pelabuhan Pulau Baai, untuk segera melakukan pengerukan alur yang mengalami pendangkalan serius.

“Kita minta pihak PT Pelindo segera melakukan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu yang mengalami pendangkalan serius. Soalnya, jika alur tidak segera dikeruk maka kapal baik ukuran kecil dan besar tidak bisa masuk ke Bengkulu,” kata Gubernur Rosjonsya usai meninjau alur pelabuhan Pulau Baik, Bengkulu, Jumat (27/12/2024).

Selain Plt Gubernur Bengkulu ikut juga meninjau alur Pelabuhan Pulau Baai, Kapolda Bengkulu, Irjan Pol Anwar, Danlanal Bengkulu, Basarnas Bengkulu, Kepala KSOP Bengkulu dan GM PT Pelindo Regional II Bengkulu serta pihak terkait lainya.

Kedalaman alur Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, saat ini hanya tinggal
1,5 meter dari sebelumnya 7-11,5 meter. Akibatnya, kapal ukuran besar 30.000 ton ke atas tidak mampu masuk ke Bengkulu. Pendangkalan alur pelabuhan terbesar di Bengkulu, terjadi sejak 2018 hingga sekarang.

Jika dalam waktu dekat alur pelabuhan tidak dilakukan pengerukan oleh PT Pelindo Regional II Bengkulu, dipastikan kegiatan ekspor impor di pelabuhan ini terhenti total. Akibatnya, Bengkulu mengalami kerugian besar.

Selain itu, pasokan bahan pangan dan BBM ke Bengkulu juga akan terhenti. Alasanya, kapal tidak bisa masuk ke dermaga pelabuhan tersebut, akibat break water mengalami pendangkalan.

“Terus terang kalau Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu lumpuh, maka Bengkulu akan mengalami kerugian triliunan rupiah. Soalnya, ekspor batubara dari Bengkulu tujuan ke beberapa negara di Erapo, Asia dan negera lainnya mencapai 10 juta ton per tahun,” ujarnya.

Namun, sejak alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu mengalami pendangkalan volume ekspor batubara Bengkulu hanya 3 juta ton per tahun. “Ini pun harus dikapalkan lewat kapal tongkang dengan biaya tinggi,” tambah Rosjonsyah.

Selain batubara juga berbagai komoditas ekspor Bengkulu dikapalkan lewat Pelabuhan Pulau Baai, di antaranya cangkang sawit, dan hasil laut berupa ikan, udang dan rumput laut. “Jadi, kalau sempat kegiatan ekspor di pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu lumpuh, maka Bengkulu rugi besar,” ujarnya.

“Kita minta PT Pelindo Regional II Bengkulu, segera melakukan action pada Januari 2025 ini. Soalnya, jika terlambat ratusan ribu kubik timbunan pasir di alur Pelabuhan Pulau Baai, dipasikan pelabuhan ini akan lumpuh,” ujar mantan Bupati Lebong ini.

Reporter : Usmin

Editor      : M Rareza Rebi Aldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.