Revitalisasi Pasar Masuk Program Kerja 100 Hari Wali Kota dan Wawali Dedy-Roni Tobing

oleh -141 Dilihat
Wali Kota Bengkulu terpilih Dedy Wahyudi.(Foto-Dokumen)
Wali Kota Bengkulu terpilih Dedy Wahyudi.(Foto-Dokumen)

Bengkulu-Program 100 hari Wali Kota-Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi-Roni Tobong, salah satunya revitalisasi pasar tradisional di daerah ini. Hal ini dilakukan agar pasar tradisional di Kota Bengkulu dapat menjadi pusat berbelanja masyarakat di wilayah ini.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bengkulu terpilih, Dedy Wahyudi kepada Harapan Baru News, di kediamanya, Jumat (7/2/2025).

Ia menjelaskan, selain fokus mengatasi sampah di Kota Bengkulu juga melakukan revitalisasi pasar tradisional agar dapat berkembang dan maju kedepan.

Salah satunya pasar tradisional yang akan dilakukan revitalisasi Pasar Baru Koto bawah. “Pasar ini akan kita perbaiki dengan konsep pasar modern, agar masyarakat tertarik datang ke pasar tersebut,” ujarnya.

Revitalisasi pasar Baru Kota bawah tidak hanya pada bagian bangunan saja, tapi juga halaman pasar akan diaspal hotmix secara menyeluruh, sehingga masyarakat senang datang ke pasar tersebut.

Selain itu, Wali Kota Bengkulu terpilih juga merencanakan untuk menata pedagang di sekitar Jalan Soeprapto dengan dilengkapi lampu penerangan, sehingga masyarakat semakin ramai datang ke lokasi tersebut.

“Saya yakin kalau lampu penerangan di sepanjang Jalan Seoprapto ditambah, maka tempat ini semakin banyak didatangi masyarakat untuk menikmati kuliner yang disediakan pedagang setempat,” ujarnya.

Terkait masalah sampah, Dedy mengatakan, meski dirinya belum fokus bekerja karena belum dilantik sebagai Wali Kota Bengkulu, tapi para camat, lurah dan RT di daerah ini sudah bekerja mengatasi sampah di wilayahnya.

Kedepan, kata Dedy penertiban sampah di Kota Bengkulu harus tegas dengan menerapkan regulasi yang ada kepada warga kota yang membuang sampah sembarangan. Sikap tegas ini diberikan untuk memberikan efek jerah di masyarakat.

“Sebenarnya kalau masyarakat membayar iuran sampah, maka tidak susah membuang sampah, tapi kebanyakan masyarakat Kota Bengkulu belum sadar hal ini. Mereka keberatan membayar iuran sampah hanya Rp 25.000/bulan, padahal untuk kepentingan mereka sendiri,” ujarnya.

Celakanya, katanya warga yang tidak bersedia membayar iuaran sampah di tempat tinggalnya bukan orang tidak mampu, tapi justru orang berduit. Buktinya, beberapa kali petugas kelurahan menangkap warga buang sampah sembarangan menggunakan mobil mewah.

Untuk menyikapi masalah ini, Pemkot Bengkulu akan melibatkan semua pihak untuk memberikan edukasi ke masyarakat agar timbul kesadaran tidak memmbuang sampah sembarangan, dan mereka bersedia membayar iruan sampah di tempat tinggalnya.

“Kalau kesadaran masyarakat sudah tinggi tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan, maka kemudian baru bagaimana mengolah sampah basah menjadi kompos, dan sampah kering diolah menjadi pendapatan masyarakat,” ujarnya.

Reporter   : Usmin

Editor        : M Reraze Rebi Aldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.