Bengkulu- Dalam rangka memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-80 tahun 2025, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Kementerian PUPR Bengkulu menggelar kegiatan bersih-bersih sungai dan penanaman pohon kelapa di kawasan Sungai Hitam, Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Muara Bangkahulu, Jumat (21/11/2025).
Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari Forkopimda, Pemkot Bengkulu, jajaran BWSs VII Bengkulu, dan para stakeholder ikut turun langsung membersihkan bantaran sungai. Plt Asisten III Pemkot Bengkulu, Sahat Marulitua Situmorang mewakili Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi mengapresiasi langkah BWSS VII Bengkulu sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan.
Ia menilai kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah memang harus diarahkan pada tindakan nyata, bukan sekadar wacana. “Kita pemerintah, baik pusat maupun daerah, sepakat untuk saling mendukung bagaimana menciptakan lingkungan hidup yang kembali hijau,” ujar Sahat.
Dalam kegiatan tersebut, persoalan kebersihan Sungai Hitam selama ini tercemar sampah dan lumpur—kembali disorot. Menurut Sahat menjaga ekosistem hulu sungai merupakan langkah kunci agar masalah tidak terus berulang.
Ia mendorong agar sungai dijadikan ruang aktivitas publik yang dapat menggerakkan partisipasi masyarakat. Salah satu ide yang diajukannya ialah menjadikan sungai sebagai lokasi perlombaan perahu dayung lokal.
“Kalau sudah ada perlombaan di situ dan banyak dikunjungi, otomatis warga akan ikut menjaga supaya tidak banyak sampah. Airnya bersih, sungai bisa dipakai untuk kegiatan lain,” ujar mantan Kepala Dinsos Kota Bengkulu ini.
Kepala BWSS VII Bengkulu, Wiel Mushawiry Suryana mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan serentak di 38 provinsi di Tanah Air, menekankan pentingnya menjaga ekosistem sungai dan kawasan sekitarnya.
Selain membersihkan aliran Sungai Hitam, pihak BWSS VII Bengkulu juga melakukan penanaman sekitar sebanyak 50 pohon kelapa secara simbolis untuk mencegah terjadi abrasi sungai tersebut .
Wiel menegaskan upaya penghijauan ini tidak hanya terpaku pada satu jenis tanaman saja, tapi pohon lain yang memiliki nilai ekologis dan nilai ekonomi juga akan ditanam di berbagai titik. “Bukan hanya kelapa saja, tetapi ada juga tanaman lain yang punya nilai jual dan bisa menjaga ekosistem tanah,” ujarnya.
Ia mengingatkan pentingnya mengurangi sampah plastik yang menjadi ancaman utama kelestarian sungai. Masyarakat diminta terlibat aktif dalam menjaga kebersihan, baik dengan tidak membuang sampah ke sungai maupun ikut dalam kegiatan bersih-bersih.
Editor : Usmin








