Bengkulu- Komandan Kodim (Dandim) 0407 Kota Bengkulu, Kolonel Inf Widi Rahman juga Komandan Satgas Bencana Gempa Bumi Kota Bengkulu mengatakan, minimnya korban dan kerugian yang ditimbulkan bencana gempa bumi Bengkulu pada akhir Mei lalu disebabkan masyarakat sudah terbiasa meninggalkan rumah atau bangunan menuju areal terbuka saat terjadi gempa bumi.
Hal ini karena sudah biasa diguncang gempa, bahkan hampir setiap hari Bengkulu ini diguncang gempa dengan skala yang lebih kecil, membuat masyarakatnya menjadi sigap saat merasakan ada gempa bumi,” ujar Dandim Koa Bengkulu, Kol Imf Widi Rahman pada dialog Bengkulu Pagi di RRI Bengkulu, Senin (2/6/2025).
Meski demikian, katanya mitigasi bencana harus terus dilakukan dan ditingkatkan sehingga kapan pun terjadi bencana, masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan agar tidak menjadi korban.
“Kepada masyarakat, kalau ada sosialisasi tentang kebencanaan, baik dari TNI maupun instansi atau lembaga yang lain, agar disimak baik-baik. Jangan acuh tak acuh,” saran Widi Rahman.
Kol Inf Widi Rahman juga mengingatkan kepada pemda agar sistem peringatan dini, seperti rambu-rambu atau papan peringatan serta jalur-jalur evakuasi tetap dibuat sehingga diketahui oleh warga.
Ia juga berharap agar pemerintah dapat memvisualisasikan materi edukasi kebencanaan agar bisa dilihat dan dipahami masyarakat. Kol Inf Widi Rahman memaparkan bahwa peran TNI AD dalam penananganan bencana diamanatkan UU Nomor 3 tahun 2005 tentang TNI, sebagai hasil revisi UU 34 Tahun 2004. Ia menegaskan, tak ada perubahan terkait peran TNI AD dalam penanganan kebencanaan.
“Dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2025 tentang TNI, khususnya pada Pasal 7, dijelaskan bahwa TNI memiliki peran dalam penanggulangan bencana. TNI dapat membantu proses penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, penanganan pengungsi, serta pemilihan dan perbaikan sarana dan prasarana pasca bencana,” jelas Widi Rahman.
Sejalan dengan UU tersebut, Widi mengatakan bahwa TNI AD, khususnya Kodim 0407/Kota Bengkulu, juga sudah melakukan program pelatihan. “Salah satunya adalah Latihan Posko, yakni langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Ini juga melibatkan pihak terkait seperti BPBD. Jadi saat terjadi bencana, semua sudah terorganisir,” jelasnya.
Widi menambahkan, untuk personil juga sudah dilatih untuk menghadapi atau tanggap bencana. Yang sederhana misalnya batalyon pasukan reaksi cepat penanggulangan bencana yang mencakup berbagai unit, seperti unit perbekalan, evakuasi, kesehatan.
“Makanya saat terjadi gempa, saya langsung monitor digrup untuk melihat respon anggota. Jika ada yang lambat merespon, saya segera telepon untuk segera melakukan monitoring dan maping situasi,” ujarnya.
Karena peran TNI tersebut, lanjut Widi Rahman, tidak heran jika kemudian dirinya selaku Dandim 0407/Kota Bengkulu ditunjuk sebagai Komandan Satgas, baik saat status tanggap darurat bencana maupun pasca tanggap bencana atau masa transisi.
“Soal penunjukkan Dansatgas bencana, memang sudah diamanatkan UU. Tim Satgas ini antara lain ada unsur TNI, BPBD, Basarnas, Satpol PP, Dinsos, dan Dinkes,” tambahnya.
Selama masa transisi, jelas Widi Rahman, yang menjadi skala prioritas adalah tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi. Termasuk juga pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban yang terdampak dan menyalurkan bantuan sosial secara efektif dan efisien.
“Karena di masa transisi ini, korban belum bisa beraktivitas secara normal seperti sebelum bencana. Jadi berapa lama masa transisi ini, sampai dinyatakan pulih. Waktunya bisa berbeda di masing-masing tempat dan tergantung kepada dampak yang timbul,” kata Widi.
Widi Rahman mengakui selama masa tanggap darurat, koordinasi awal menjadi kendala akibat masing-masing instansi yang belum terorganisir. Padahal, kata Widi, dengan tuposki yang melekat kondisi tersebut tidak perlu terjadi.
Selain itu, kata Widi, kendala lainnya adalah peralatan. Namun BNPB akan membantu peralatan komunikasi pengendalian seperti HT satelit, dapur lapangan atau dapur mobile, tenda dan lain-lain.
“Kalau evaluasinya adalah pemberian bantuan sosial ke masyarakat. Awalnya kan langsung ke masyarakat, sehingga bisa jadi ada yang tidak tercover. Lalu setelah beberapa hari baru satu pintu melalui posko agar semua korban terdampak sesuai dengan data bisa tercover,” katanya.
Widi memastikan, pembagian atau distribusi melalui posko tercatat dengan baik. Termasuk data jumlah bantuan yang diterima baik melalui perorangan maupun lembaga. “Iya, ada berita acara serah terima sehingga jelas semuanya,” demikan Dandim Kota Bengkulu.
Editor : Usmin