Gubernur Bengkulu Bentuk Tim Khusus Atasi Konflik Lahan Warga dan PT ABS di Bengkulu Selatan

oleh -11 Dilihat
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan bentuk tim atas konflik agraria antara warga Pino dan PT ABS di Bengkulu Selat, karena kasus menelan korban 5 orang ditembak Satpam PT ABS.(Foto/Ist)
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan bentuk tim atas konflik agraria antara warga Pino dan PT ABS di Bengkulu Selat, karena kasus menelan korban 5 orang ditembak Satpam PT ABS.(Foto/Ist)

Bengkulu- Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan membentuk tim khusus untuk membantu para korban penembakan dalam insiden konflik lahan yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan, Senin (24/11/2025) lalu.

Dalam insiden ini sebanyak 5 orang petani warga Pino, Kecamatan Pino mengalami luka tembak, akibat diduga ditembak Satpan dari PT ABS dan para korban saat ini masih menjalani perawatan medis secara intensif.

“Ada lima poin tugas tim yang dibentuk Pemprov Bengkulu untuk menyelesaikan konflik agraria antara petani Pino dengan PT ABS,” kata Gubernur Helmi, di Bengkulu, Rabu (26/11/2025). Dijelaskan, lima tugas tim tersebut, pertama memberikan bantuan hukum kepada seluruh korban, yang akan ditangani oleh advokat Pemerintah Provinsi Bengkulu.

Kedua memberikan pelayanan medis terbaik secara gratis untuk semua korban luka, ketiga menanggung kebutuhan harian keluarga korban selama masa pemulihan, keempat memberikan beasiswa untuk anak-anak korban yang masih menempuh pendidikan tinggi dan kelima melakukan bedah rumah apabila rumah korban dinilai tidak layak huni.

Gubernur Helmi menambahkan, penanganan proses hukum sepenuhnya diserahkan kepada Polda Bengkulu, serta meminta seluruh pihak menunggu hasil penyidikan aparat kepolisian. “Ini tidak bim salabim. Harus ada pendalaman, ada proses. Kita tunggu saja hasil kerja tim yang dibentuk Pemprov Bengkulu,” ujarnya.

Seperti diketahui konflik lahan tersebut memanas ketika warga meminta penghentian aktivitas penggusuran lahan karena lahan kebun yang disengketakan belum memiliki kejelasan status.
Permintaan warga tidak direspons, sehingga alat berat tetap beroperasi dan memicu ketegangan. Situasi kemudian berkembang menjadi bentrokan hingga terjadi penembakan yang menyebabkan sejumlah warga terluka.

Adapun nama-nama korban penembakan Satpam perusahaan perkebunan tersebut, Buyung Saripudin (74), petani asal Desa Tungkal I, Kecamatan Pino Raya, Bengkulu Selatan, Edi Susanto (61), petani, Jalan SMA Karya, Edi Hermanto alias Pak Bintang (49), petani asal Desa Pagar Gading, Kecamatan Pino Raya.

Selanjutnya Lin Surman (41), petani asal Desa Kembang Seri, Kecamatan Pino Raya. Suhardin (60), petani asal Desa Kembang Seri, Kecamatan Pino Raya. Sedangkan korban dari pihak PT ABS atas nama Apriki Hardiarta (39), wiraswasta asal Desa Padang Manis, Kecamatan Kaur Utara, Kabupaten Kaur.

Menyikapai penembakan petani Pino oleh Satpam PT ABS, Ketua DPD-RI, Sultan Baktiar Nahamudin juga mengutus Sfaf khusus ke Bengkulu untuk mencari solusi penyelesaikan konflik agraria antara masyarakat Pino dengan perusahaan perkebunan PT ABS.

Bahkan, senator asal Bengkulu minta kepada Polda Bengkulu untuk mengusut tuntas kasus penembakan lima orang petani oleh petugas keamanan perusahaan terkebunan tersebut. Sebab, apapun alasan tidak dibenarkan melakukan penembakan.

Sikap yang sama juga dilakukan Walhi Bengkulu. Walhi Bengkulu mendesak Polda Bengkulu mengusut kasus penembakan tersebut, serta kepemilikan senjata api oleh petugas Satpam PT ABS yang menembak warga tersebut.

Selain itu, Walhi Bengkulu juga mendesak Polda Bengkulu, Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan dan Pemkab Bengkulu Selatan untuk menuntaskan konflik agraria antara warga Pino dengan PT ABS.

Desakan ini disampaikan karena sudah belasan tahun kasus konflik lahan antara masyarakat Pino dengan pihak PT ABS tidak kunjung selesai, sehingga masalah ini berakhir dengan kasus penembakan oleh Satpam PT ABS terhadap petani yang mempertahankan kepemilikan lahannya.

 

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.