Cegah Stunting, Bayi Harus Diberikan ASI Selama Enam Bulan

oleh -228 Dilihat
Ratusan masyarakat Desa Sidodadi, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah menghadiri sosialisasi stunting dihadiri anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati dan Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah.(Foto HB/Idris)
Ratusan masyarakat Desa Sidodadi, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah menghadiri sosialisasi stunting dihadiri anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati dan Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah.(Foto HB/Idris)

Bengkulu-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku lembaga pemerintah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pencegahan stunting berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menuju bangsa yang maju dan berkualitas.

Untuk itu, pada awal tahun 2024 ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu kembali menggaungkan program percepatan penurunan stunting di provinsi ini.

Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan PPS tersebut, terus digencarkan bersama mitra kerja Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), dan pemerintah daerah dalam rangka menyasar target sebesar 12 persen prevalensi stunting di Bumi Rafflesia.

Desa Sidodadi, Kecamatan Pondok Kelapa, merupakan salah satu wilayah Kampung KB di Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi lokasi fokus (lokus) sosialisasi PPS di daerah ini. Hadir pada acara tersebut, pejabat di lingkup Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bengkulu Tengah, dan unsur pemerintahan Desa Sidodadi.

Selain itu, juga hadir anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati dan Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah dalam laporannya menyebutkan, sosialisasi PPS untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pola asuh dan perubahan perilaku dalam pengasuhan yang baik, sehingga tumbuh generasi yang sehat, bebas dari stunting menuju bangsa yang berkualitas.

Iqbal di depan ratusan warga Pondok Kelapa, Senin, (22/1/2024) mengajak masyarakat agar dapat merubah perilaku dalam pengasuhan kepada bayi. Pengasuhan dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Mendidik anak sejak dalam kandungan menjadi salah satu upaya penting yang dapat dilakukan untuk mencetak generasi sehat. Pasalnya, sejak masih berada dalam kandungan, janin sudah melalui masa tahapan belajar dan mulai terbentuk.

“Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi selama enam bulan, setelah itu baru makan pendamping ASI (MPASI) karena pada tahap tersebut bayi mulai menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, dan memerlukan tambahan makanan padat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya,” ujarnya.

Sosialisasi PPS untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar menghasilkan generasi lahir bebas dari stunting. Untuk mencegah stunting perlu menumbuhkan pengetahuan kesadaran untuk berperilaku baik dalam pengasuhan, dengan harapan dapat memberikan asupan gizi yang seimbang.

Pengasuhan yang baik, dimulai sejak dalam kandungan, karena perkembangan otak manusia dimulai dari sejak berada di dalam kandungan, yaitu pada saat minggu ke-3 hingga minggu ke-4 setelah terjadi pembuahan.

Setelah bayi dilahirkan, otak terus mengalami perkembangan, mulai dari masa kanak-kanak hingga usia remaja. Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mengajak masyarakat untuk hadir menjadi bagian penting dalam pencegahan stunting.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.