Bengkulu- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus mengembangkan program Generasi Berencana (GenRe) dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan.
GenRe berperan penting dalam upaya penurunan stunting. Sebab, munculnya potensi tubuh kerdil tersebut dominan akibat kekurang gizi kronis. Baik terjadi pada calon ibu yang saat hamil dan melahirkan masih relatif usia muda, dibawah 21 tahun. Yang dapat disebabkan akibat terjadinya pernikahan usia anak dan minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja.
Merujuk dari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menggandeng remaja pelajar di daerah ini untuk terlibat langsung dalam pembangunan kependudukan di tingkat kabupaten hingga desa dan kelurahan. Remaja pelajar tersebut diakomodir dalam kelompok Duta GenRe desa. Yang tersebar disejumlah desa di Kabupaten Rejang Lebong yang dikenal Bumi Pat Petulai sebanyak 156 desa dan kelurahan.
Hal itu disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong Sutan Alim, S.Sos pada laporan peresmian sekolah lansia dan pengukuhan duta GenRe desa di Desa Dusun Sawah, Kematan Curup Utara, Kamis, (13/4 /2023) lalu.
Peran GenRe desa itu untuk membantu pemerintah dalam pembangunan kependudukan melalui sosialisasi tentang tiga masalah pokok program GenRe yaitu hindari seks bebas pra nikah, pernikahan usia anak dan penyalah gunaan narkotika psykotropika zat adiktif (Napza), kata Sutan Alim.
Program GenRe merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan remaja untuk menjauhi Pernikahan Dini, Seks Pranikah dan Napza guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan.
“Peran remaja GenRe sangat penting dalam percepatan penurunan stunting. Selain itu program GenRe yang secara terus menerus mengkampanyekan program BKKBN yaitu pendewasaan usia kawin pertama 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi remaja pria. Duta remaja tersebut diharapkan dapat menjadi tauladan bagi kelompok remaja di lingkungannya dalam meningkatkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi”.
Secara khsusu kata Sutan, bahwa di bentuknya GenRe tingkat desa untuk menciptakan remaja yang berketahanan melalui penyiapan kehidupan remaja untuk siap berkeluarga. Kesiapan itu setelah remaja mendapat jejang pendidikan yang layak, usia menikah yang ideal serta kesehatan reproduksi yang siap menikah, ujarnya. (irs)